Jakarta (Antara) -- Balai pustaka (BP) menandatangani nota kesepahaman dengan ThinkByUs Sdn Bhd, salah satu rumah produksi terkemuka asal Malaysia, untuk mengkonversi koleksi sastra klasik BP menjadi format audiobook. Hal ini menandakan langkah awal BP dalam upayanya untuk memperkenalkan kekayaan sastra Indonesia di luar negeri.

Seluruh koleksi sastra klasik Indonesia BP secara bertahap akan dikonversikan ke dalam format audiobook guna semakin memudahkan pecinta sastra di Malaysia untuk menikmati dan mempelajari berbagai karya sastra klasik Indonesia.

Sastra klasik Indonesia banyak digemari masyarakat Malaysia. Begitu banyak karya sastra klasik Indonesia yang populer di negeri jiran tersebut, khususnya buku-buku dari era Balai Pustaka (1917-1920) seperti 'Tenggelamnya Kapal van Der Wijck', 'Siti Nurbaya', 'Salah Asuhan', dll.

Hal ini mendorong Balai Pustaka untuk memperluas dan memperkaya pilihan judul sastra klasik Indonesia kepada masyarakat Malaysia dengan menjalin kerjasama dengan Pemerintah Negeri Selangor, yang kemudian menunjuk ThinkByUs sebagai mitra alih media konten.

"Industri konten adalah industri yg divergent. Artinya, itu dapat berkembang ke berbagai platform. Dari yang awalnya hanya berbentuk novel, kini bisa hadir di sinetron, layar lebar, hingga audiobook. Oleh karena itu, konten-konten yang dimiliki Balai Pustaka akan kami kelola semaksimal mungkin agar dapat dinikmati oleh masyarakat banyak, dalam berbagai format," ujar Direktur Utama Balai Pustaka Saiful Bahri di sela-sela Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Balai Pustaka dengan ThinkByUs di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Selasa (11/04).

Konten sastra klasik berformat audiobook dijadwalkan mulai dapat didistribusikan pada akhir April 2017, dan untuk sementara, hanya terbatas di pasar Malaysia. Namun, Saiful menambahkan, tak menutup kemungkinan, pihak BP akan mendistribusikan konten audiobook tersebut ke pasar Indonesia.

"Balai Pustaka memiliki posisi yang strategis dalam membangun dan memperkuat kerjasama budaya & sastra antara kedua negara. Inisiatif pengkonversian konten ke dalam format audiobook ini diharapkan dapat memperkaya khasanah kesusasteraan klasik Indonesia di Malaysia," ujar Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid.

Di usianya yang genap 100 tahun pada 2017, Balai Pustaka gencar berekspansi dan bertransformasi ke sektor digital. Selain kerjasama pengkonversian konten menjadi audiobook, pada 2016, Balai Pustaka menggandeng Telkom untuk meluncurkan Pustaka Digital (PaDi).

Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2017