Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Selasa sore bergerak melemah sebesar 16 poin menjadi Rp13.295, dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp13.279 per dolar AS.

Analis Monex Investindo Futures, Putu Agus di Jakarta, Selasa mengatakan bahwa pernyataan Menteri Keuangan AS, Steven Mnuchin mengenai penguatan dolar AS berdampak positif dalam jangka panjang membuat nilai tukar itu mendapat momentum penguatan.

"Mnuchin menyatakan kuatnya dolar AS berdampak buruk dalam jangka pendek khususnya untuk ekspor, namun dalam jangka panjang dapat berdampak positif," katanya.

Ia menambahkan bahwa komentar dari Mnuchin tersebut dianggap meredam dampak dari pernyataan Presiden AS Donald Trump sebelumnya yang mengatakan dolar AS yang terlalu kuat akan menahan laju ekonomi.

Kendati demikian, lanjut dia, penguatan dolar AS nampaknya tidak akan terlalu tinggi, tensi geopolitik masih menahan laju penguatan dolar AS mengingat Amerika Serikat merupakan salah satu pihak yang terlibat ketegangan.

Sementara itu, Pengamat pasar uang Bank Woori Saudara Indonesia Tbk Rully Nova mengatakan bahwa pelemahan mata uang rupiah salah satunya juga disebabkan oleh sebagian pelaku pasar yang melakukan antisipasi pelaksanaan Pilkada DKI putaran kedua yang sedianya akan dilaksanakan pada 19 April 2017.

"Sentimen Pilkada memang dampaknya jangka pendek, namun mempengaruhi fluktuasi secara harian," katanya.

Dalam jangka panjang, lanjut dia, ruang penguatan rupiah terhadap dolar AS masih cukup terbuka, tren surplus neraca perdagangan Indonesia menambah harapan fundamental ekonomi masih terjaga.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia pada Maret 2017 mengantongi surplus sebesar 1,23 miliar dolar Amerika Serikat yang didorong oleh surplus sektor nonmigas senilai 2,02 miliar dolar AS.

Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Selasa ini mencatat nilai tukar rupiah bergerak melemah ke posisi Rp13.299 dibandingkan hari sebelumnya (Senin, 17/4) Rp13.255 per dolar AS.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017