Kuala Lumpur (ANTARA News) - Malaysia mendeportasi tiga pria Turki ke Ankara terkait keterlibatan mereka dengan kelompok yang memiliki hubungan dengan seorang ulama yang berbasis di Amerika Serikat, kata polisi pada Jumat.

Pihak berwenang menahan kepala sekolah Turgay Karaman, 43, pengusaha Ihsan Aslan, 39, dan akademisi Ismet Ozcelik, 58, pekan lalu. Pihak berwenang mengatakan bahwa mereka merupakan ancaman bagi keamanan nasional, lapor Reuters.

Penahanan tersebut dilakukan di tengah kekhawatiran yang diajukan oleh kelompok hak asasi manusia bahwa para pria tersebut ditahan di Malaysia karena tekanan dari Turki.

Pada saat itu, pihak berwenang tidak mengatakan apakah mereka dicurigai memiliki hubungan dengan ulama yang berbasis di Amerika Serikat, Fethullah Gulen yang dipersalahkan oleh pemerintah Turki atas percobaan kudeta tahun lalu.

Pada Jumat, Inspektur Jenderal Polisi Malaysia Khalid Abu Bakar mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa orang-orang tersebut dideportasi sehari sebelumnya karena dicurigai terlibat dalam FETO, sekelompok pendukung Gulen yang oleh pemerintah Turki juga disebut sebagai "Organisasi Teroris Gulenis".

Presiden Turki Tayyip Erdogan menuduh Gulen mendalangi kudeta yang gagal pada Juli lalu, klaim yang dibantah oleh Gulen dan para pengikutnya.

Penyelidikan polisi Malaysia menemukan bahwa ketiga orang tersebut terlibat dalam kegiatan FETO dan terdaftar sebagai individu yang diinginkan oleh pemerintah Turki, kata Khalid.

Pemerintah Turki juga telah membatalkan dokumen perjalanan mereka, katanya. "Dengan demikian, kehadiran mereka di Malaysia tidak sah dan status mereka dinyatakan sebagai imigran ilegal," kata Khalid.

Dia mengatakan polisi akan terus memantau kelompok atau militan asing yang mencoba menggunakan Malaysia sebagai "pusat logistik, tempat tinggal, pengumpulan dana atau basis operasi untuk meluncurkan serangan di dalam negeri atau di luar negeri".

Human Rights Watch, Amnesty International dan Kantor Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Asia Tenggara sebelumnya telah mendesak Malaysia untuk tidak mendeportasi orang-orang Turki itu karena khawatir orang-orang tersebut dapat menghadapi penyiksaan atau pengadilan yang tidak adil di Turki.

Ayse Karaman, istri Turgay Karaman, juga telah meminta kepada pemerintah Malaysia agar suaminya dideportasi ke negara lain selain Turki. Namun permintaannya ditolak.

Pihak berwenang Turki telah menahan 49 ribu orang terkait kudeta yang gagal itu dari 150 ribu orang yang diperiksa. Sekitar 145 ribu pegawai negeri sipil, pihak keamanan, akademisi, juga diberhentikan atau diskors sebagai bagian dari upaya pembersihan.

Turki juga menerapkan tekanan bagi negara negara lain yang memiliki institusi yang didukung Gulen, yang gerakan Hizmetnya mengoperasikan sekitar dua ribu lembaga pendidikan di seluruh dunia.

(Uu.G003/M016)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017