Kabul (ANTARA News) - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPA) Yohana Yembise menjadi menteri perempuan Indonesia pertama yang mengunjungi Afghanistan untuk melakukan kerja sama bilateral pada bidang pemberdayaan perempuan.

Tidak hanya itu, kunjungan ini juga merupakan kunjungan pemerintah tingkat tinggi pertama setelah rezim taliban berakhir.

Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh (LBBP) Indonesia untuk Republik Islam Afghanistan, Arief pada Senin di Kabul, Afghanistan mengatakan kedatangan Menteri Yahana merupakan peristiwa monumental dalam semangat meningkatkan hubungan bilateral RI-Afghanistan.

"Isu pemberdayaan perempuan di Afghanistan merupakan isu prioritas bagi KBRI Kabul, Pemerintah Afghanistan, Uni Eropa dan PBB, sehingga kehadiran Menteri Yohana sangat berarti bagi hubungan kedua negara," kata Arief.

Kehadiran Yohana Yembise ini merupakan tindak lanjut dari kunjungan kenegaraan Presiden Afghanistan Mohammad Ashraf Ghani pada 5-6 April 2017 yang merupakan kunjungan kenegaraan pertama dalam sejarah hubungan bilateral semenjak 62 tahun yang lalu.

Salah satu pembicaraan dalam pertemuan tersebut adalah Presiden Afghanistan meminta kepada Presiden Joko Widodo untuk membantu negaranya meningkatkan pemberdayaan perempuan.

Arief berharap kunjungan Menteri PPPA ke Kabul dapat membuka jalan untuk semakin banyaknya pejabat dan pelaku bisnis Indonesia ke Kabul untuk meningkatkan hubungan politik, ekonomi dan sosial budaya kedua negara.

DI Afghanistan, Menteri Yohana Yambise akan menjadi pembicara utama pada 4th Symposium: "Afghan Women, Messenger of Peace".

Lalu direncanakan bertemu dengan Ibu Negara Afghanistan Rula Ghani, melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Perempuan Afghanistan Dilbar Mazar untuk membahas kerja sama antar kedua negara kemudian bertemu WNI yang tinggal di Kabul.


Baca juga: (Yohana: Pasar Mama-Mama tingkatkan ekonomi perempuan Papua)

Baca juga: (Indonesia tambah perempuan pasukan perdamaian dunia)

Pewarta: Aubrey Kandelila Fanani
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2017