Doha (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al-Thani, menyerukan dialog dan menegaskan hubungan dengan Amerika Serikat akan tetap kuat, di tengah krisis diplomatik yang membuat Arab Saudi dan beberapa negara lain memutuskan hubungan dengan Doha.

Dalam sebuah pidato yang disiarkan di saluran satelit Al-Jazeera yang berbasis di Doha, Abdulrahman juga menyerukan "dialog keterbukaan dan kejujuran" untuk menyelesaikan krisis itu.

Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Mesir, Yaman dan Maladewa memutuskan hubungan dengan Qatar pada Senin atas tuduhan bahwa negara itu mendukung ekstremisme.

Qatar membantah tuduhan itu, dalam krisis diplomatik terbesar yang menghantam kawasan tersebut dalam beberapa tahun terakhir.

Abdulrahman menegaskan "tidak akan ada eskalasi" di wilayah lain di Doha, sekutu lama Amerika Serikat.

Sang menteri mengatakan hubungan Qatar dengan AS sangat rumit, namun tidak rusak.

"Hubungan kami dengan Amerika Serikat strategis," kata Abdulrahman. "Ada banyak hal yang tidak kami sepakati, namun area kerja sama kami lebih besar dibandingkan perdebatan tersebut." Dia tidak menjelaskan lebih lanjut.

Qatar menjadi tuan rumah pangkalah udara AS terbesar di kawasan itu, yang sangat penting dalam perang melawan jihadis ISIS,dan akan menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022.

Perselisihan tersebut terjadi kurang dari sebulan setelah Presiden AS Donald Trump mengunjungi Arab Saudi dan meminta negara-negara Muslim bersatu melawan ekstremisme.

Hal itu juga terjadi beberapa pekan setelah ketegangan antara Doha dan negara-negara tetangganya, termasuk tuduhan Qatar terhadap kampanye media melawan kerajaan tersebut dan dugaan peretasan kantor berita resmi mereka, demikian AFP.

Penerjemah: Try Reza Essra
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2017