Harga minyak masih di bawah level 50 dolar AS per barel, kondisi itu menjadi faktor negatif bagi mata uang berbasis komoditas, seperti rupiah
Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Selasa sore, bergerak melemah sebesar 14 poin menjadi Rp13.289 dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp13.275 per dolar Amerika Serikat (AS).

Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Selasa mengatakan bahwa penguatan mata uang rupiah terhadap dolar AS cenderung tertahan di tengah masih lemahnya harga minyak mentah dunia akibat suplai berlebih di pasar.

"Harga minyak masih di bawah level 50 dolar AS per barel, kondisi itu menjadi faktor negatif bagi mata uang berbasis komoditas, seperti rupiah," katanya.

Menurut dia, harga minyak mentah yang cenderung masih tertekan menyusul produksi berlebihan dari rig Amerika Serikat berdampak negatif bagi fluktuasi rupiah. Hal itu dikarenakan minyak merupakan salah satu komoditi ekspor Indonesia, sehingga pergerakan harganya mempengaruhi rupiah

Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada menambahkan bahwa The Fed yang percaya diri untuk kembali menaikan suku bunga acuannya (Fed Fund Rate/FFR) juga turut membuat laju dolar AS berbalik menguat dibandingkan sebelumnya.

"Sebelumnya dolar AS tertekan karena sejumlah data ekonomi yang masih lemah, namun pernyataan The Fed yang optimis itu membalikan arah," katanya.

Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Selasa ini mencatat nilai tukar rupiah bergerak melemah ke posisi Rp13.297 dibandingkan hari sebelumnya (Senin, 19/6) Rp13.296 per dolar AS.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2017