Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Selasa pagi, bergerak melemah tipis sebesar satu poin menjadi Rp13.309 dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp13.308 per dolar Amerika Serikat.

Ahli ekonomi Samuel Sekuritas, Rangga Cipta, di Jakarta, Selasa, mengatakan, penguatan rupiah terhadap dolar AS cenderung tertahan seiring dengan isu domestik terkait perombakan kabinet kerja serta penantian data produk domestik bruto (PDB) kuartal kedua tahun ini.

"Isu perombakan kabinet serta data pertumbuhan PDB kuartal kedua 2017 masih ditunggu, sehingga menyisakan sedikit ketidakpastian," katanya.

Kendati demikian, lanjut dia, tekanan rupiah cenderung terbatas seiring dengan kurs dolar AS yang masih cenderung mengalami tekanan di pasar global menyusul kebijakan moneter The Fed yang cenderung dovish, serta pemangkasan proyeksi PDB AS oleh IMF.

Analis Binaartha Sekuritas, Reza Priyambada, menambahkan, ketidakpastian kondisi politik Amerika Serikat juga masih menjadi sentimen negatif bagi dolar Amerika Serikat sehingga rupiah masih memiliki ruang untuk kembali terapresiasi.

"Kondisi politik yang kurang kondusif akan menahan langkah agenda stimulus dan reformasi pemerintahan Trump," katanya.

Sementara dari dalam negeri, ia mengatakan, kondisi ekonomi nasional yang masih cukup kondusif menyusul keputusan Bank Indonesia yang mempertahankan suku bunga acuan (BI 7-Day Repo Rate) di level 4,75 persen juga masih akan direspon positif pelaku pasar uang di dalam negeri. 

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2017