Jakarta (ANTARA News) - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono mengatakan pemerintah akan mengkaji tawaran perusahaan pengembang asal Hongkong, China, Zhong Yang-Chun Wu, untuk membangun perumahan rakyat menggunakan sistem modular yang diklaim lebih cepat dan murah.

"Itu kan tamunya Pak JK, ada ide-ide untuk bangun rumah murah, apartemen, public low cost housing, jadi apartemen untuk rakyat. Enggak ada komitmen apa-apa, tapi intinya mereka punya metode, teknologi pembangunan apartemen menggunakan modular system yang lebih cepat dan lebih murah, murahnya seberapa dia mau datang ke kantor saya," kata Basuki di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Selasa.

Basuki mendampingi Wakil Presiden dalam pertemuan dengan Lam Kin Chung, CEO Zhong Yang-Chun Wo, perusahaan pengembang asal Hongkong yang menawarkan pembangunan perumahan rakyat dengan sistem modular.

Kementerian, menurut dia, akan mengkaji tawaran tersebut dengan Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

"Pasti saya akan bawa Balitbang karena Balitbang juga punya teknologi itu, jadi kita yang penting lebih cepat, lebih baik, lebih murah," kata dia.

Basuki menambahkan, pemerintah juga akan mempertimbangkan tawaran dari Lam Kin Chung, yang akan menyertakan progam pembiayaan pada setiap rumah rakyat yang akan mereka bangun.

"Belum ada persetujuan apa-apa, mereka hanya menawarkan saja. Membuka ide bahwa mereka bisa membawa teknologinya yang modular, kalau memang itu, ada program pemerintah sejuta rumah mereka bisa berkontribusi. Misalnya, seratus ribu rumah saja, mereka akan bawa financing juga," kata dia.

Lam Kin Chung mengatakan konsep yang mereka tawarkan memang dirancang khusus untuk apartemen bagi masyarakat miskin berpenghasilan rendah.

"Kami berpikir bagaimana merancang perumahan untuk orang miskin di sini, sejujurnya saya cukup bagus di bidang properti di Hongkong sehingga saya ingin membantu orang miskin untuk memiliki apartemen murah," kata Lam, yang berencana segera menemui Menteri untuk membahas masalah itu.

Pewarta: Azizah Fitriyanti
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017