Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Perindustrian aktif memfasilitasi kemitraan antara industri kecil dan menengah (IKM) dengan manufaktur skala besar untuk menguatkan rantai pasok sektor industri di dalam negeri agar semakin produktif dan berdaya saing yang tertuang pada Undang-Undang Nomor 3 tahun 2014 tentang Perindustrian.

 

“Kerja sama yang dijalani dengan prinsip saling menguntungkan ini berperan signifikan dalam penguatan struktur industri nasional dan pengentasan kemiskinan melalui perluasan kesempatan kerja, serta menghasilkan produk berorientasi ekspor,” kata Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto, dalam keterangannya, di Jakarta, Selasa.

 

Beberapa program kemitraan yang telah difasilitasi oleh Kemenperin, di antaranya IKM logam di sentra Tegal dan Ceper dengan PT Polytron dan PT Panasonic dalam memasok kebutuhan komponen elektronika. 




“Selain itu, kami juga menjembatani kerja sama antara IKM logam di sentra Tegal dengan PT Astra Honda Motor untuk memasok komponen kendaraan bermotor,’ ujar Airlangga.

 

Kemitraan lainnya, yaitu antara IKM logam di Ceper dengan PT Inka dan PT KAI untuk menyalurkan komponen kereta api seperti rem block cast iron, brake block head, side bearer housing, journal spring upper seat, journal spring bottom seat, bottom center plate, dan upper center plate.

 

“Kami tengah mendorong kerja sama IKM Ceper dengan industri alat berat sehingga ke depannya dapat memasok ke pasar komponen alat berat, seperti road roller dan excavator,” tutur Airlangga.

 

Bahkan, guna meningkatkan penggunaan alat perkakas pertanian dalam negeri seiring masuknya produk impor, Kemenperin telah menggandeng IKM yang memproduksi cangkul untuk kerja sama dengan PT Krakatau Steel, PT Boma Bisma Indra, PT Sarinah dan PT Perusahaan Perdagangan Indonesia dalam pemenuhan kebutuhan bahan baku serta pendistribusiannya.

 

“Dalam waktu dekat, akan dilaksanakan kerja sama antara IKM dengan industri besar di sektor furniture terutama untuk memenuhi pasar ekspor,” lanjutnya. 




Selain itu, ditargetkan pula kemitraan antara petani tanaman obat dengan industri kosmetik dan jamu sekala besar untuk penyediaan bahan baku.

 

Menurut Airlangga, kerja sama yang dilakukan tersebut mendorong upaya perbaikan kualitas dan manajemen IKM sehingga mampu memenuhi kebutuhan dan kriteria dari industri skala besar. 




Oleh karena itu, Kemenperin juga memfasilitasi pengembangan daya saing IKM dengan program pelatihan, sertifikasi dan penguatan standard produk.

 

Dirjen IKM Gati Wibawaningsih menyampaikan, Kemenperin telah meluncurkan program e-smart IKM yang dapat menumbuhkan kerja sama IKM dengan industri skala besar. 




“Program e-smart IKM adalah cara baru yang ditempuh Kemenperin dalam membantu IKM, yaitu dengan memanfaatkan pasar online untuk menjangkau area pemasaran yang lebih luas,” ungkapnya.

 

Gati pun menyatakan, dengan dibangunnya e-smart IKM dan diintegrasikan dengan Sistem Informasi Industri Nasional (SIINAS) melalui smart card, selain meningkatkan akses pemasaran bagi IKM, data tersebut juga dapat digunakan untuk monitoring penjualan produK serta menjadi bahan pertimbangan dalam merumuskan kebijakan.

Pewarta: Sella Gareta
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2017