Chicago (ANTARA News) - Kontrak emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange berakhir melonjak ke tingkat tertinggi sejak September lalu pada Selasa (Rabu pagi WIB), karena ketegangan geopolitik meletus kembali di sekitar Semenanjung Korea.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember, naik 3,60 dolar AS atau 0,27 persen, menjadi menetap di 1.318,90 dolar AS per ounce.

Harga emas memperpanjang kenaikannya ke sesi ketiga berturut-turut, karena Presiden AS Donald Trump mengatakan "semua opsi ada di meja" setelah Republik Demokratik Rakyat Korea (DPRK) atau Korea Utara meluncurkan sebuah rudal yang terbang di atas Jepang.

Jepang mengatakan, Korea Utara menembakkan sebuah rudal pada Selasa (29/8) pagi yang jatuh di Samudra Pasifik setelah melewati kepulauan Jepang.

Tiongkok meminta semua pihak yang terlibat dalam isu nuklir Semenanjung Korea agar tidak saling memprovokasi dan meningkatkan ketegangan.

Emas telah membukukan kenaikan tajam pada Senin (29/8) karena dolar AS terus melemah di tengah kehancuran akibat Badai Harvey di Texas. Peluncuran rudal Korea Utara juga menyulut ketegangan geopolitik baru dan mendorong investor mencari aset-aset "safe haven" seperti emas.

Namun, kenaikan harga emas berjangka terbatas karena indeks Dow Jones Industrial Average menguat. Indeks Dow naik 29,09 poin atau 0,13 persen menjadi 21.837,49 pada pukul 18.30 GMT.

Sedangkan untuk logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman September turun 1,5 sen atau 0,09 persen, menjadi ditutup pada 17,426 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Oktober melonjak 14,20 dolar AS atau 1,44 persen, menjadi menetap di level 1.003,50 dolar AS per ounce, demikian Xinhua.

(UU.A026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2017