Jakarta (ANTARA News) - Posisi Investasi Internasional (PII) Indonesia mencatat kewajiban bersih sebesar 350,2 miliar dolar AS atau sekitar 35,7 persen terhadap Produk Domestik Bruto pada akhir kuartal II 2017.

Posisi itu naik 15,6 miliar dolar AS dibanding kuartal I 2017 yang sebesar 334,6 miliar dolar AS.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Agusman dalam keterangan Statistik PII di Jakarta, Kamis, menuturkan meningkatknya kewajiban bersih karena derasnya investasi asing yang masuk, menyusul tiga peringkat layak investasi (investmenet grade) yang mendongkrak kepercayaan investor kepada Indonesia.

"Peningkatan net kewajiban PII Indonesia tersebut disebabkan oleh peningkatan Kewajiban Finansial Luar Negeri [KFLN] yang melampaui peningkatan Aset Finansial Luar Negeri [AFLN]," ujar BI dalam laporannya.

Adapun posisi AFLN Indonesia pada akhir kuartal II 2017 naik 2,7 persen dibanding kuartal I 2017 atau sebesar 8,4 miliar dolar AS menjadi 317,4 miliar dolar AS.

Kenaikan tersebut terutama didorong oleh meningkatnya posisi aset investasi lainnya, sebagian besar berupa penempatan simpanan di luar negeri terkait antisipasi perbankan untuk memenuhi kebutuhan likuiditas valas yang bersifat temporer dalam menghadapi libur panjang Lebaran.

"Selain itu, kenaikan posisi AFLN juga didukung oleh peningkatan posisi cadangan devisa serta aset investasi langsung dan investasi portofolio," tulis BI.

Adapun posisi KFLN Indonesia pada akhir kuartal II 2017 naik 3,7 persen secara kuartal atau sebesar 24,1 miliar dolar AS menjadi 667,6 miliar dolar AS.

Menurut BI, peningkatan tersebut terutama dipengaruhi oleh besarnya aliran masuk modal asing dalam bentuk investasi langsung maupun investasi portofolio yang didukung oleh terjaganya pertumbuhan ekonomi domestik dan positifnya keyakinan investor terhadap prospek perekonomian Indonesia seiring kenaikan (upgrade) peringkat kredit Indonesia oleh lembaga pemeringkat S&P.

Selain itu, peningkatan posisi KFLN juga dipengaruhi oleh kenaikan nilai instrumen investasi berdenominasi rupiah sejalan dengan kenaikan indeks harga saham gabungan (IHSG).

Bank Indonesia memandang perkembangan PII Indonesia pada triwulan II 2017 cukup sehat. Namun, Bank Sentral terus mewaspadai risiko kewajiban bersih PII terhadap perekonomian.

Ke depan, Bank Indonesia berkeyakinan kinerja PII Indonesia dapat semakin baik didukung dengan bauran kebijakan moneter dan makroprudensial yang ditempuh BI.

(I029/S024)

Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017