Washington (ANTARA News) - Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un adalah politikus rasional dan Amerika Serikat perlu memahami itu agar dapat menangani negara bersenjata nuklir tersebut menurut keterangan pakar Korea di pusat intelijen Amerika Serikat.

"Di luar gertakannya, Kim Jong-un merupakan aktor rasional," kata Yong Suk Lee, wakil asisten direktur Pusat Misi Korea di Central Intelligence Agency (CIA) pada Rabu (4/10).
 
"Kita di negara ini memiliki kecenderungan meremehkan sikap konservatifnya," kata dia.

"Ia ingin memerintah untuk jangka waktu lama dan menutup mata di pembaringannya," kata Lee dalam konferensi mengenai CIA di George Washington University.

Para politikus Amerika Serikat termasuk Presiden Donald Trump sudah berulang kali menggambarkan Kim sebagai pemimpin yang tidak rasional dan "gila".

Namun, Lee mengatakan fokus Kim adalah mempertahankan kekuasaan seperti yang ditunjukkan melalui pembunuhan sadis kakak tirinya Kim Jong-nam pada Februari lalu di Malaysia, yang diduga dilakukan oleh agen Pyongyang.

"Semua politik bersifat lokal," kata Lee mengenai politik Korea Utara.

Sejarah panjang Korea Utara dikelilingi oleh negara-negara adidaya, membuat Pyongyang selalu bersikap defensif dan Kim memanfaatkan itu.

"Korea Utara merupakan organisme politik yang berkembang berkat konfrontasi," ujar Lee.

Namun upaya Kim mempertahankan posisi dan serangan dia terhadap Washington tidak berarti ia akan bertindak tidak rasional meski ia sekarang memiliki kapasitas menembakkan rudal bersenjata nuklir ke Amerika Serikat.

"Bangun dan memutuskan menjatuhkan bom nuklir ke Los Angeles bukan yang dia inginkan untuk bertahan," katanya sebagaimana dikutip kantor berita AFP.(ab/)

Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017