Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto membuka peluang kerja sama di sektor Industri Kecil Menengah (IKM) antara Indonesia dengan Uni Eropa.




Langkah ini diyakini dapat memberikan keuntungan mutual untuk pengembangan IKM di kedua belah pihak, terlebih IKM merupakan salah satu pendorong penting bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia.

 

“Kontribusinya terhadap pertumbuhan sektor industri nonmigas mencapai 34,82 persen pada 2016, dengan jumlah sebanyak 3,6 juta unit usaha menjadi sektor mayoritas atau 90 persen dari total populasi industri nasional,” kata Airlangga melalui keterangannya di Jakarta, Jumat.




Bahkan, lanjutnya, hingga saat ini, IKM telah menyerap tenaga kerja sebanyak 8,7 juta orang sehingga mampu mengurangi angka pengangguran dan kemiskinan.




Airlangga menyampaikan hal itu usai bertemu dengan European Commissioner for Internal Market, Industry, Entrepreneurship, and SMEs Elzbieta Bienkowska bersama delegasinya di Jakarta.

 

Mantan anggota DPR RI itu menjelaskan, pihaknya tengah mengembangkan program e-Smart IKM yang menyediakan profil IKM, produk dan marketplace secara digital. Pelaksanaan program ini untuk memastikan konsumen mendapatkan produk berkualitas tinggi dengan cara tercepat dan termudah.

 

“Kami ingin Indonesia dapat membangun kerja sama dengan Uni Eropa untuk membangun sistem ini. Secara khusus, IKM Indonesia dan Uni Eropa bisa bekerja sama dalam suatu sistem besar,” jelasnya. Oleh karena itu, Indonesia dan Uni Eropa dapat mendorong harmonisasi standar terutama di sektor IKM.

 

Di bidang investasi nonmigas, Uni Eropa menjadi penanam modal terbesar ke-4 di Indonesia setelah Singapura, Jepang, dan Tiongkok pada tahun 2016, dengan nilai investasi mencapai 2,6 miliar dollar AS atau naik dibanding tahun sebelumnya sebesar 2,26 miliar dollar AS.




Investor dari negara-negara Uni Eropa di Indonesia didominasi, antara lain Belanda, Inggris, dan Perancis dengan tujuan utama investasi ke provinsi DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten dan Nusa Tenggara Barat.

 

Pada pertemuan tersebut, Menperin didampingi Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kementerian Perindustrian, Ngakan Timur Antara serta Direktur Akses Pasar Industri Internasional Kemenperin A. Riyanto. ITurut pula hadir Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia Vincent Guerend.

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017