Jakarta (ANTARA News) - Bank Indonesia disarankan jangan hanya mengandalkan cadangan devisanya untuk menstabilisasi nilai tukar rupiah, melainkan kenaikan suku bunga acuan 7-Day Reverse Repo Rate perlu menjadi pertimbangan untuk menahan arus modal keluar, kata seorang ekonom.

"Cadangan devisa pastinya akan tergerus untuk stabilisasi. BI tidak bisa andalkan hanya cadangan devisa sebagai satu-satunya instrumen," kata Ekonom Institute for Development of Economic and Financial (INDEF) Bhima Yudhistira di Jakarta, Selasa.

Menurut Bhima, BI masih memiliki ruang untuk menaikkan suku bunga acuan sebesar 25-50 basis poin dari level saat ini di 4,25 persen.

Jika suku bunga acuan naik, maka imbal hasil instrumen keuangan di Indonesia akan meningkat. Hal itu yang bisa menahan arus modal keluar sehingga pelepasan aset rupiah bisa tertahan.

Baca juga: BKF Kemenkeu sebut pengelolaan APBN belum terganggu depresiasi rupiah

Baca juga: Bank Indonesia: Peluang penguatan rupiah masih terbuka

Baca juga: Rupiah Selasa pagi Rp14.028 per dolar AS

Baca juga: BI: Depresiasi rupiah jangan dilihat dari Rp14.000


Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo dalam pernyataan terakhirnya terkait arah kebijakan Bank Sentral, menekankan ruang penyesuaian suku bunga acuan terbuka jika pelemahan nilai tukar rupiah menimbulkan ancaman kepada stabilitas sistem keuangan atau membawa ancaman kepada tercapainya sasaran inflasi di 2,5-4,5 persen.

Penyesuaian suku bunga acuan, kata Agus, juga dilakukan dengan terukur dan berdasarkan data.

Bank Sentral juga akan mengumumkan posisi cadangan devisa hingga akhir April 2018 pada Selasa ini. Jika cadangan devisa menurun, dikhawatirkan akan menjadi pukulan tambahan untuk nilai rupiah.

"Jadi sentimen negatif jika turun. Saya prediksikan cadangan devisa akhir April 2018 ini menjadi 123 miliar dolar AS," ujarnya.

Hingga akhir Maret 2018, cadangan devisa Indonesia sebesar 126 miliar dolar AS atau turun 2,06 miliar dolar AS dari jumlah pada Februari 2018.

Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2018