Jakarta (ANTARA News) - Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI), Miranda S. Goeltom, mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi pada 2007 diperkirakan senilai 6,2 persen. "Pertumbuhan tersebut didorong oleh meningkatnya konsumsi serta ekspor," katanya dalam rapat kerja dengan Komisi XI (bidang keuangan dan perbankan) DPR di Jakarta, Senin. Menurut dia, pihaknya meperkirakan pada triwulan III pertumbuhan ekonomi mencapai 6,3 persen dan triwulan IV sebesar 6,4 persen. Sementara itu, nilai tukar rupiah pada Oktober 2007 secara rata-rata menguat 2,2 persen dibandingkan September atau rata-rata Rp9.101 per dolar As. Hal ini, menurut dia, karena kuatnya faktor fundamenetal ekonomi dan kecenderungan penguatan mata uang global terhadap dolar AS. "Ini mendorong kenaikan indeks harga saham gabungan (IHSG) pada level tertinggi pada Oktober 2007 karena dipicu oleh arus modal masuk," katanya. Pada Akhir Oktober 2007 cadangan devisa menurut dia tercatat 54,2 miliar dolar AS. Sedangkan, inflasi pada Oktober yang sebesar 6,88 persen atau lebih rendah dibandingkan September yaitu 6,95 persen menurut dia karena menurunnya inflasi pada kelompok makanan yang bergejolak (volatile food) sehubungan dengan berlalunya pola musiman Idul fitri. "Sampai dengan akhir tahun 2007, inflasi diperkirakan masih berad pada kisaran enam plus minus satu persen," katanya. Kinerja kredit perbankan, menurut Miranda, pihaknya mencatat hingga September kredit mencapai Rp956,7 triliun atau meningkat 21,46 persen dibandingkan periode yang sama pada 2006. Sementara itu, ia menambahkan, rasio utang atas pinjaman saat ini mencapai yang tertinggi sejak krisis moneter, yaitu senilai 68.3 persen. "Dengan mencermati kinerja kredit tersebut, diperkirakan target pertumbuhan kredit tahun 2007 sebesar 22 persen dapat tercapai," demikian Miranda S. Goeltom. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007