Denpasar (ANTARA News) - Pemerintah Jerman sangat mengharapkan masalah teknologi biogas terus dapat berkembang di Indonesia, sehingga pada gilirannya tidak hanya semakin mendukung lingkungan yang bersih juga kesejahteraan petani. Dengan biogas, masyarakat senatiasa akan semakin sejahtera, sehubungan teknologi energi yang satu ini memanfaatkan kotoran ternak yang biasa dipelihara petani Indonesia, kata Menteri Bidang Kerja sama Ekonomi dan Pembangunan Jerman, Heidemarie Wieczorek Zeul, di Desa Pedungan, Denpasar, Bali, Kamis. Ketika meninjau instalasi energi yang memanfaatkan teknologi biogas di desa tersebut, Zeul menyebutkan, pertumbuhan instalasi energi yang memanfaatkan teknologi biogas di Indonesaia, termasuk Bali, dewasa ini cukup menggembirakan. "Ini perlu diteruskan, sebab akan sangat bermanfaat bagi bumi dan akan cucu kita di masa mendatang," katanya menjelaskan. Menurut Zeul, dengan mengoperasikan biogas yang memanfaatkan kotoran ternak sebagai bahan baku dasarnya, senantiasa akan mendatangkan manfaat ganda, yakni untuk kepentingan lingkungan dan sekaligus mendatangkan nilai tambah dari sudut ekonomi. "Kami sangat antusias dalam memberikan kontribusi untuk perjanjian mengenai beberapa bentuk teknologi yang ramah lingkungan, terkait upaya menekan lajunya perubahan iklim." katanya. Melalui kerja sama bilateral, Jerman membantu Indonesia dalam strategi pembangunan, yang salah satu fokusnya adalah perubahan iklim dengan penerapan dan promosi teknologi ramah lingkungan, terutama untuk usaha-usaha mikro dan kecil. Instalasi biogas yang ditinjau Menteri Zeul siang itu, tergolong pada usaha mikro dengan memanfaatkan kotoran sekitar 300 ternak sapi yang dipelihara kelompok tani di daerah Pedungan, Denpasar. Dalam peninjauan tersebut, Zeul yang didampingi Deputi VII Menteri KLH, Isa Karmisa, sempat menyalakan satu unit kompor yang energinya menggunakan biogas produk instalasi tersebut. Disamping itu, Menteri Zeul dan rombongan juga sempat meninjau kandang sapi milik para peternak. Pembangunan dan pendanaan instalasi biogas di Pedungan tersebut, dilakukan atas kerja sama Indonsia-Jerman dalam perjanjian DNS. Indonsia dalam hal ini melalui Kementerian Lingkungan Hidup telah mengimplementasikan skema program DNS sejak 2006 dengan nilai sekitar Rp60 miliar.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007