Jakarta (ANTARA News) - Pengamat politik Fachry Ali menyatakan, hingga saat ini, suka atau tidak suka, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) identik dengan Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
"Roh PKB itu Gus Dur. Kalau mau menyingkirkan Gus Dur (saat ini Ketua Umum Dewan Syura PKB) dari PKB maka tidak ada PKB," kata Fachry saat diskusi di kantor DPP PKB, Kalibata, Jakarta, Selasa.
Oleh karena itu, menurut Fachry, kader PKB mau tidak mau harus mengikuti Gus Dur dengan risiko mereka akan berada di bawah bayang-bayangnya.
"Kalau mau independen, ya jauh-jauh dari Gus Dur. Kalau mau menjadi pemimpin yang menentukan, seperti Muhaimin Iskandar, jangan dekat-dekat Gus Dur," katanya disambut tawa peserta diskusi.
Ia mencontohkan Profesor Mahfud MD, mantan pengurus PKB yang kini menjadi hakim Mahkamah Konstitusi, sebagai kader yang pintar karena bisa melepaskan diri dari bayang-banyang Gus Dur tanpa konflik.
"Pak Mahfud pintar, mundur teratur dengan menjadi hakim konstitusi," katanya.
Menurut Fachry, Gus Dur bukan hanya tokoh di PKB namun juga "pencetak tokoh" dari kalangan PKB yang sebelumnya kurang dikenal hingga meraih jabatan dan dikenal luas oleh publik. Sebut saja Matori Abdul Djalil, Alwi Shihab, Saifullah Yusuf, Muhaimin Iskandar, Khofifah Indar Parawansa dan Mahfud MD.
Pada bagian lain Fachry menyatakan, jika ingin tetap menjadi partai besar maka ada tiga hal yang harus diperhatikan PKB yakni adanya tokoh yang kuat, memiliki hubungan yang solid dengan Nahdlatul Ulama, serta memiliki tampilan yang baik di hadapan publik.
"Misalnya kalau tidak ada politisi PKB yang bermasalah dengan Komisi Pemberantasan Korupsi itu tampilan yang baik," katanya.(*)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008