Bengkulu (ANTARA News) - Wakil Gubernur Bengkulu, HM Syamlan menjelaskan, pesan singkat (SMS) berwarna merah tidak bisa mempengaruhi manusia, apalagi menimbulkan efek negatif dan kematian.
"Secara gaib, maupun empiris tidak dapat dibuktikan, kalau orang bisa mempengaruhi atau menyatet melalui telepon genggam baik SMS maupun pembicaraan," katanya di Bengkulu, Kamis.
Mengenai dampak yang dirasakan masyarakat seperti pusing, bagaiman terkena sengatan listrik dan lemas hingga tak sadarkan diri setelah menerima pesan SMS yang gambarnya merah maupun pembicaraan lewat telepon, menurut dia, itu karena tersugesti isu kalau hal itu merupakan santet dan berbahaya.
"Orang itu selama ini ketakutan terhadap santet lewat SMS berwarna `merah` dan pembicaraan per telepon, karena itu ketika mendapatkan SMS mereka langsung `down` dan dan ketakutan sehingga lemas bahkan pusing," katanya.
Karena itu, Wabug menghimbau pada masyarakat agar tidak perlu takut terhadap isu santet lewat telepon tersebut, karena hal itu sangat mustahi terjadi.
Ia juga meminta, masyarakat mengangkat telepon dan membuka pesan yang gembarnya merah. Jika tidak disertai rasa takut, pasti tidak akan terjadi apa-apa dan tak menimbulkan dampak negatif.
"Tidak apa-apa, terima telepon dari siapa pun dan bukan SMS, walau bergambar merah, buat apa takut," tegasnya.
Wagub mengaku sangat mendukung, upaya Kepolisian setempat mencari pelaku pengirim SMS "merah" tersebut, karena perbuatannya telah meresahkan masyarakat.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008