Kendari, (ANTARA News) - Aksi mogok atlet Pelatda Pekan Olahraga Nasional (PON) XVII Sulawesi Tenggara (Sultra) dipastikan berakhir karena tuntutan uang saku atlet dipenuhi.
"Karena tuntutan uang saku sebesar Rp1,5 juta sudah dipenuhi maka kewajiban kami --atlet-- untuk mengikuti program latihan," kata atlet dayung senior Sultra, Laode Hadi di Kendari, Minggu.
Sebanyak 103 atlet dari 17 cabang olahraga yang digodok dalam program Pelatda sejak 1 April 2008 lalu menuntut kenaikkan uang saku dari Rp1 juta menjadi Rp1,5 juta.
Tuntutan kenaikkan uang saku semata-mata untuk memenuhi kebutuhan atlet dan keluarga yang ditinggalkan.
"Kesadaran untuk mengharumkan nama daerah, bahkan Indonesia di pentas olahraga sudah terpatri dalam sanubari tetapi kebutuhan yang layak bagi atlet dan keluarga tidak bisa dikesampingkan," kata Laode Hadi, pedayung Nasional.
Pedayung nasional, Jamaluddin menambahkan, tanggungjawab KONI dan Pemerintah Daerah yang juga harus segera direalisasikan adalah janji pengadaan perahu baru buatan luar negeri.
"Perahu baru sebagaimana dijanjikan KONI dan Pemerintah Daerah adalah fasilitas vital untuk menunjang prestasi atlet bukan sekadar gagahan," kata Jamaluddin.
Sekretaris Pelatda PON Sultra, Erikson Ludji mengatakan, realisasi kenaikkan uang saku dari Rp1 juta menjadi Rp1,5 juta wajar demi kepentingan daerah.
"Alasan atlet menuntut kenaikkan uang saku rasional sehingga dikabulkan KONI dan Pemerintah Daerah bukan karena ancaman meninggalkan Pelatda," kata Erikson.
Mengenai pengadaan perahu baru buatan luar negeri, ia mengatakan, sudah diupayakan untuk memaksimalkan perjuangan atlet dayung merebut medali emas sebanyak-banyaknya. (*)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008