Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di pasar spot antar-bank Jakarta, Selasa sore, menguat menjadi Rp9.327/9.330 per dolar AS dibanding penutupan hari sebelumnya Rp9.332/9.354, atau naik lima poin setelah pada sesi pagi sempat melemah.
"Kenaikan rupiah terhadap dolar AS itu, karena pelaku pasar berspekulasi membeli rupiah menyusul menguatnya bursa saham regional," kata Analis Valas PT Bank Himpunan Saudara Tbk, Rully Nova, di Jakarta, Selasa.
Ia mengatakan, rupiah menguat juga terpicu dengan masuknya Bank Indonesia (BI) ke pasar melepas cadangan dolar AS, sehingga mengurangi tekanan negatif pasar terhadap rupiah.
Rupiah pada hari berikut diperkirakan akan bisa mencapai angka Rp9.300 per dolar AS, apabila BI terus mengikuti perkembangan lebih lanjut, ucapnya.
BI, lanjut dia, menginginkan rupiah berada di bawah angka Rp9.300 per dolar AS, karena itu BI terus melakukan intervensi pasar.
Otoritas moneter menilai rupiah akan aman apabila rupiah berada di bawah posisi Rp9.300 per dolar AS, ucapnya.
Menurut dia, kenaikan rupiah pada sore ini sudah diperkirakan sebelumnya, karena tekanan negatif pasar yang terjadi sejak pukul 13.00 siang semakin berkurang hingga penutupan pasar yang memicu rupiah menguat.
"Kami optimis rupiah pada hari berikutnya masih akan bergerak naik, karena sentimen pasar cenderung masih mendukungnya," katanya.
Apalagi gejolak pasar minyak mentah dunia saat ini mengendor dan kekhawatiran terhadap krisis keuangan di Amerika Serikat masih belum reda setelah perusahaan keuangan terbesar AS, Lehman Brothers mengalami kerugian yang cukup besar.
"Dengan masuknya BI ke pasar, peluang rupiah untuk menguat lagi pada hari berikutnya juga sangat besar," ujarnya.
BI juga telah menaikkan suku bunga acuan (BI Rate) sebesar 25 basis poin menjadi 8,50 persen untuk memicu rupiah menguat terhadap dolar AS.
Selain itu BI juga memiliki cadangan devisa yang terus meningkat, sehingga dapat digunakan untuk melakukan intervensi lebih lanjut, demikian Rully Nova. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008