Praha, (ANTARA News) - Teater Mandiri pimpinan Putu Wijaya akan melakukan pementasan drama "Zero" di gedung "Prague City Library Hall" yang terletak di pusat kota Praha, Jumat malam. Pertunjukkan teater Mandiri dilakukan dalam rangka memperingati "50 let Kulturni dahoda mezi Indonesia a Cekoslovenskem" atau "50 tahun perjanjian kerjasama kebudayaan RI-Ceko" Sekretaris I Pensosbud Azis Nurwahyudi kepada Koresponden LKBN ANTARA di Praha, Kamis, menyatakan pementasan Teater Mandiri tersebut juga dimaksudkan untuk menghormati Professor Zorica Dubovska seorang pakar budaya Indonesia yang bakal menerima penghargaan dari Menteri Luar Negeri RI. Menurut Azis, acara pementasan Teater Mandiri dan pemberian penghargaan kepada Profesor Duboska mendapat dukungan penuh dari Pemerintah Ceko dan Pemerintah Kota Praha. Diharapkan acara pementasan Teater Mandiri tersebut akan dihadiri Deputi Menteri Kebudayaan Ceko, Fransitek Mikes, Duta Besar dari negara-negara sahabat, dan masyarakat setempat termasuk mereka yang tergabung dalam berbagai organisasi yang berkaitan dengan Indonesia seperti Nusantara, Paguyuban, Tenggara, dan Kintari. Dipilihnya Teater Mandiri merupakan upaya berbeda memperkenalkan Indonesia. "Selama ini promosi budaya sering kali diidentikkan dengan tarian dan musik tradisional," ujarnya. Selepas pementasan di Praha, Ceko, Teater Mandiri juga akan melakukan pementasan di Bratislava, ibu kota negara Slovakia dengan lakon yang sama. Lakon Zero Lakon "Zero" yang akan ditampilkan malam ini bercerita tentang Perang, yang membawa kesengsaraan bagi yang kalah maupun yang menang. Perang masih terus saja berlangsung di mana-mana dengan berbagai alasan. Padahal sesungguhnya manusia membenci perang dan memimpikan perdamaian. Namun jalan yang ditempuh untuk mencapai perdamaian satu sama lain berbeda bahkan bertentangan. Dengan dalih menciptakan perdamaian, manusia pun akhirnya berkelahi untuk memenangkan upaya perdamaian yang dianggapnya paling benar dan adil. Zero adalah sebuah esai visual yang mengajak setiap orang untuk kembali ke wilayah nol tanpa keinginan tertentu, kecuali menghormati dan mencintai sesama untuk mengakhiri peperangan.(*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008