Surabaya (ANTARA News) - Solahudin Wahid (Gus Solah) dan Franky Sahilatua berkolaborasi di acara "Ngaji Kebangkitan" dalam penutupan Festival Seni Surabaya (FSS) 2008 di gedung Balai Pemuda Surabaya, Minggu malam. Ketua FSS, cak Kandar, mengatakan kolaborasi Gus Solah dan Franky memberikan suguhan yang menggugah hati karena berisi renungan atau refleksi untuk memaknai kebangkitan bangsa Indonesia dengan segala kekayaan alamnya ini, untuk memapak kembali 100 tahun kedepan. "Tema `Ngaji Kebangkitan` dipilih secara khusus untuk menutup acara KSS yang berlangsung sejak 1-15 Juni 2008," katanya. Menurut dia, tema tersebut sangat layak diambil jika melihat kondisi bangsa Indonesia saat ini yang semangat nasionalisme sudah mulai luntur, seiring dengan merebaknya budaya dari luar. Untuk itu, diharapkan dengan acara ini semangat kebangkitan dan nasionalisme kembali lahir dalam jiwa generasi mudah saat ini. Sementara itu, Gus Solah saat membacakan orasi budaya menekankan pentingnya arti membaca yang kemudian diwujudkan dengan tulisan sebagai modal dasar menciptakan semangat kebangsaan dan kemajuan bangsa. "Budaya membaca harus terus ditingkatkan. Menulis diperlukan untuk menuangkan sebuah gagasan untuk sebuah perubahan," katanya saat memberikan orasi budaya di acara penutupan FSS 2008. Selain Gus Solah dan Franky, di acara penutupan FSS itu juga akan dihibur oleh Wayang Ajen Kakufi atau wayang kayu kulit fiber dari Jawa Barat. Wayang Ajen Kakufi ini akan membawakan lakon Dewa Ruci, Nyanyian Air Kehidupan yang berdurasi 45 menit. Rombongan Wayang Ajen ini terdiri atas 11 orang dengan sutradara atau dalangnya yakni Arthur Supardan Nalan. Dikatakan bahwa Wayang Ajen Kakufi merupakan wayang yang bersifat kontemporer dengan berbagai inovasi. Wayang tersebut merupakan penggabungan wayang fiber dan kulit serta wayang golek. Selain itu, pertunjukkan didukung oleh perangkat multimedia untuk memproyeksikan tokoh-tokoh pewayangan lainya di layar belakang dalang.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008