Jakarta (ANTARA News) - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Purnomo Yusgiantoro menyatakan pemerintah siap menjelaskan kepada DPR tentang pertimbangan kenaikan harga bahan bakar minyak yang diputuskan beberapa waktu yang lalu.
"Ya kita tunggu pertanyaannya, baru kita jawab. Kita nanti jelaskan mengapa `lifting` tinggi, konsumsi juga tinggi. Ya, kita jelaskan," katanya di Istana Negara Jakarta, Rabu, usai mengikuti acara peringatan Hari Kesehatan dan Keselamatan Kerja Internasional.
Dijelaskannya, kebijakan menaikkan harga BBM sudah dilakukan sejak Orde Baru. Dari 1965 sampai 2000 sudah 30 kali naik. Sejak 2000 sampai saat ini sudah tujuh kali naik, ada banyak alasan kenapa harga BBM naik.
"Alasan keadilan agar subsidi BBM dinikmati semua, alasan efisiensi, alasan potensi penyalahgunaan dan sebaginya," tutur Purnomo.
Ketika ditanya ada pihak yang menilai angka "lifting" minyak dan konsumsi yang dikeluarkan pemerintah tidak riil, Purnomo menolaknya.
"Periksa saja, salah satu yang sudah cek BP Migas kan lakukan pemantauan tentang angka produksi. Dicek saja, tidak riilnya dimana? Instrumen audit sudah lengkap. Mereka lakukan audit dan sudah dicek silang, kita terbuka soal itu," tambah Purnomo.
Ia menjelaskan pemerintah sudah menyiapkan alasan-alasan mengapa harga BBM naik.
Pajak windfall profit
Terkait dengan rencana kebijakan pajak "windfall" (keuntungan tambahan), Purnomo mengatakan sebaiknya dirumuskan dengan seksama, diawali dengan mencek aturan-aturan yang ada sehingga tidak saling bertentangan.
"Bagi kami kepentingan nasional dulu, baru investor, tetapi kalau lihat struktur `windfall`, kita hitung dan perkirakan, ada `windfall`, kita dapat 85 persen. Dengan harga minyak dunia mencapai 135 dollar per barel, kita dapat Rp100 triliun, `all companies` (seluruh perusahaan) ya sekitar Rp25 triliun," ungkap Purnomo. (*)
Copyright © ANTARA 2008