Jakarta (ANTARA News) - Ketua Fraksi Partai Golkar Priyo Budisantoso menilai, Hak Angket bisa menjadi "bola liar" namun tidak adil jika digunakan untuk pemakzulan Presiden. "Hak Angket itu hak pamungkas yang dimiliki DPR yang kalau ada yang genit bisa menjadi bola liar," kata Ketua FPG Priyo Budisantoso seusai rapat harian DPP di Jakarta, Sabtu. Menurut Priyo, dalam pengajuan Hak Angket soal kenaikan harga BBM ini, FPG memiliki empat pandangan. Pertama, adalah tidak "fair" jika Hak Angket ini digunakan untuk pemakzulan presiden. Kedua, FPG belum menyetujui atas rencana melakukan pemanggilan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wapres M Jusuf Kalla. Ketiga, Hak Angket ini hendaknya harus digunakan untuk membuka tabir mengenai industri perminyakan di Indonesia dari hulu ke hilir. "Dan keempat, Partai Golkar sangat berkeinginan agar ada batas waktu yang jelas agar sebelum pemilihan presiden (Pilpres) 2009 Hak Angket ini sudah selesai," kata Priyo. Priyo juga menjelaskan bahwa penggunaan Hak Angket tidak memiliki batas waktu. Artinya bisa saja terus dilakukan meskipun hingga pilpres telah selesai. Menurut Priyo yang bisa menghentikan hanyalah keputusan bamus Hak Angket. Sementara saat ini sedang dibentuk bamus Hak Angket yang anggotanya berjumlah 50 orang yang diisi secara proporsional setiap parpol. "Untuk Partai Golkar kemungkinan paling banter 12 orang. Jadi kita akan pilih kader-kader terbaik yang dimiliki Partai Golkar," kata Priyo. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008