Jakarta (ANTARA News) - Eggy mengatakan di Jakarta, Sabtu, bahwa dirinya mengetahui adanya pertemuan antara Ferry dengan Syamsir Siregar saat menghadiri ulang tahun aktivis Hariman Siregar di Cottage Putri Duyung Ancol. Waktu itu, ujar Eggy, ada dialog antara Ferry dengan Syamsir dan Ferry mengatakan bahwa pemerintah jangan menaikkan harga BBM. "Kalau dinaikan juga maka dimungkinkan ada kerusuhan. Nah kalimat inilah yang mungkin dipegang Syamsir untuk meminta penangkapan Ferry itu," katanya seraya menambahkan bahwa dirinya tidak tahu kalau ada pertemuan-pertemuan lanjutan diantara keduanya. Lebih lanjut dia mengatakan bahwa apabila dasar penangkapan Ferry adalah pernyataannya pada saat itu, mengapa tidak pada saat itu pula Syamsir menangkapnya. "Sebagai Kepala BIN, dia punya kewenangan atau minimal merekomendasikan penangkapan," katanya. Namun, ia meyakini bahwa Ferry tidak mungkin mampu menjadi provokator ulung yang bisa membakar massa mahasiswa. Karena itu, Eggy menyarankan Syamsir agar tidak gegabah untuk membuat pernyataanya karena semua itu mempunyai konsekuensi hukum. Praktisi hukum Eggy Sujana meyakini, Sekjen Komite Bangkit Indonesia Ferry Yuliantono tidak mempunyai kemampuan provokasi atau mengerahkan massa untuk berbuat anarkis. "Ferry nggak mungkin punya kemampuan provokasi. Tidak ada dia punya kemampuan begitu," ujarnya menjawab pers. Sebelumnya Kepala BIN Syamsir Siregar menyebut nama Ferry sebagai provokator dalam aksi unjuk rasa menentang kenaikkan harga BBM yang berakhir ricuh beberapa hari lalu. Selanjutnya Ferry ditangkap tim Mabes Polri di Malaysia dan resmi menjadi tersangka dalam kasus tersebut.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008