Jakarta (ANTARA News) - Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Abubakar Nataprawira mengatakan, ledakan di Kuta, Denpasar, Bali tidak terkait dengan aktivitas terorisme dan Pilkada Bali yang berlangsung hari Rabu (9/8). "Tidak ada indikasi dan bukti yang mengarah kepada tindakan teror. Ledakan itu hanya kecelakaan kerja saja," kata Abubakar di Jakarta, Rabu. Ia mengatakan, ledakan itu juga tidak terkait dengan Pilkada Bali yang sedang berlangsung dan secara umum tidak mengganggu proses demokrasi di Pulau Dewata itu. Menurut dia, ledakan terjadi akibat tabung gas bocor di dalam ruangan tertutup milik PT Bali Eka Jaya, Jl Setiabudi, Kuta pukul 10.15 Wita. Akibat ledakan itu, kaca dan plafond ruangan rusak. Seorang karyawan mengalami luka bukan akibat ledakan tapi menginjak kaca saat berlari ke luar gedung. Hingga kini, petugas forensik Polri dan reserse Polda Bali masih melakukan olah tempat kejadian perkara. Sementara itu, Direktur Reserse Kriminal Polda Bali, Kombes Pol Wilmar Marpaung menyatakan, petugas yang melakukan penyisiran di lokasi ledakan tidak menemukan jenis bahan peledak yang biasa dipakai membuat bom rakitan oleh tersangka terorisme. "Tidak ada bahan peledak, sehingga dapat dipastikan bahwa kejadian yang sempat mengagetkan orang banyak itu murni akibat tabung gas yang meledak," katanya. Ia menyebutkan, tabung gas ukuran 48,7 kg yang tersimpan di bagian dapur perusahaan yang bergerak di bidang pengusahaan olah raga air meledak setelah bagian pipa yang dilalui gas bocor. Melihat itu, kasus tersebut sama sekali tidak ada kaitannya dengan aksi terorisme. "Ini murni suatu musibah," kata Wilmar menandaskan. Ledakan juga menyebabkan bangunan salon "Kha-Khi Kita" yang berdekatan dengan lokasi kejadian mengalami retak-retak.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008