Cirebon (ANTARA News) - Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) seperti solar dan minyak tanah menyebabkan biaya melaut para nelayan meningkat sehingga untuk menutupinya, para bakul mulai menaikkan harga ikan rata-rata, demikian pantauan di TPI Karangsong, Indramayu, Kamis. Data yang dikumpulkan, menunjukkan, kenaikan harga ikan per kilogram mencapai hingga 20 persen antara lain tenggiri dari Rp25.000 menjadi Rp30.000 per kg dan kakap merah dari Rp32.000 per menjadi Rp35.000. Selanjutnya, remang naik dari Rp10.000 per kg menjadi Rp16.000, manyung dari Rp9.000 menjadi Rp12.000, tongkol dari Rp10.000 menjadi Rp12.000, cucut Rp8.000 menjadi Rp11.000, dan bawal dari Rp20.000 menjadi Rp 23.000. Salah seorang bakul ikan asal Desa Penganjang, Kecamatan Sindang, Kadiah (55), menjelaskan, kenaikan harga ikan telah terjadi sejak awal Juni seminggu setelah BBM dinaikkan. "Kalau tidak naik, pasti biaya melaut tidak akan tertutupi, walapun nelayan hampir semua menggunakan minyak tanah yang sekarang sudah mencapai Rp3.500 per liter," katanya yang memodali tiga perahu nelayan. Hal senada diungkap Tariah (41), bakul asal Desa Balongan, yang mengungkapkan, untuk sekali melaut di pinggir pantai biasanya menghabiskan biaya Rp150.000 sampai Rp180.000 sementara hasil tangkapan nilainya hanya sekitar Rp200 ribuan, sehingga jika harga tidak dinaikkan maka nelayan hanya dapat pas-pasan. "Saya ini bingung kalau harga ditekan, pasti besok nelayan tidak lagi mau melaut sehingga supaya sama-sama untung sedikit, saya naikkan harganya. Minimal satu nelayan bisa bawa pulang Rp15 ribu," katanya. Ia mengungkapkan, sudah seminggu terakhir hasil tangkapan nelayan agak berkurang mungkin karena angin kumbang mulai datang, sebagai tanda mendekati puncak kemarau. Namun dua bakul ikan itu juga mengakui, kenaikan harga ikan menyebabkan, omset penjualannya di pasar menjadi menurun karena pembeli mulai mengurangi konsumsi ikan, apalagi memang sejak BBM naik semua pedagang juga mengeluhkan penurunan omzet penjualan. "Satu hari biasanya habis terjual satu kuintal, tetapi kini biasanya tersisa 20 sampai 40 kilogram. Yang tersisa dijual murah ke usaha warungan," kata Kadiah. Petugas Koperasi Mina Sumitra, M Bunyamin, membenarkan adanya kenaikan harga ikan yang dijual di TPI Karangsong akibat terbatasnya jumlah ikan yang dilelang. "Selain banyak nelayan yang tidak melaut karena BBM naik, juga hasil tangkapan nelayan sedang turun," katanya. Ia mengungkapkan, sepanjang Juni 2008, nilai lelang ikan yang terjadi di TPI Karangsong mencapai sekitar Rp 13,7 miliar namun selama 10 hari terakhir bulan Juli 2008 ini nilai lelang ikan baru mencapai Rp3.68 miliar.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008