Jerusalem, (ANTARA News)- Polisi Israel berada dalam siaga tinggi Sabtu setelah seorang pria bersenjata menembak seorang polisi yang sedang berjaga di tembok Kota Tua itu, mencederai dua orang di antara mereka sebelum melarikan diri. "Pasukan kami telah ditempatkan dalam siaga tinggi setelah serangan Jumat malam yang mencederai dua polisi Israel, dan aksi itu diduga dilakukan pihak teroris," kata jurubicara polisi Micky Rosenfeld kepada AFP. "Seorang (polisi) berada dalam kondisi kritis dan seorang lagi luka parah," katanya dan menambahkan kedua polisi itu dibawa ke sebuah rumah sakit terdekat. Serangan itu terjadi dekat Gerbang Singa, salah satu dari beberapa pintu masuk ke tembok berusia 400 tahun yang mengelilingi Kota Tua yang terbuka di Jerusalem Timur yang sebagian besar penduduknya warga Arab. Kota itu diduduki Israel dalam perang tahun 1967 dan kemudian dianeksasi. Polisi membalas tembakan itu sebelum penyerang melarikan diri melalui sebuah pemakaman Muslim dekat lokasi itu, kata Rosenfeld. Kamera-kamera pengawas merekam serangan itu tetapi muka pria bersenjata tersebut tidak dapat dikenal. Pasukan keamanan sejak itu melakukan pengejaran yang dipusatkan di permukiman Wadi Joz dan desa-desa Palestina lainnya di Jerusalem timur. Seorang pejabat keamanan lainnya mengatakan serangan itu adalah yang keenam terjadi di Jerusalem tahun ini tetapi tidak ada kaitannya antara aksi-aksi itu. Serangan yang paling banyak menimbulkan korban terjadi 6 Maret ketika seorang warga Palestina dari Jerusalem timur menyerang sebuah seminari Yahudi dengan senapan serbu menewaskan delapan siswa sebelum ia ditembak mati. Pada 2 Juli seorang Palestina dari Jerusalem timur dengan mengemudikan sebuah sebuah buldoser mengamuk di sebuah jalan sibuk Jerusalem barat menewaskan tiga orang dan mencederai 45 orang lainnya. Kota Tua itu, dimana serangan Jumat itu terjadi, terdapat tempat-tempat suci bagi umat Islam, Yahudi, Kristen dan setiap tahun dikunjungi ratusan ribu peziarah dan wisatawan dari seluruh dunia. (*)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008