Taipe (ANTARA News) - Neno Warisman, artis sekaligus da`i, tak kuasa menahan tangis ketika berceramah di hadapan para tenaga kerja Indonesia (TKI) di Kaohsiun Taiwan. "Saya menangis haru, di Taiwan, karena melihat para tenaga kerja kita yang tetap gigih bekerja demi keluarga," kata artis yang membintangi Sayekti dan Hanafi itu, di Taipei, Taiwan, Senin. Ditemui seusai silaturahmi dengan Kepala Kamar Dagang dan Ekonomi Indonesia di Taiwan, perempuan kelahiran 21 Juni 1964 itu, mengatakan, kegigihan para TKI dalam bekerja untuk membantu keluarga maupun negara seharusnya juga diikuti dengan perjuangan untuk menjadi tauladan. "Jangan sampai sang pahlawan devisa justru hancur moralnya, dan bila kembali ke tanah air justru menjadi beban yang lainnya," kata artis berjilbab tersebut. Berada jauh dari keluarga dan masyarakat, menurut dia, para TKI harus mampu menjaga diri dan memperlihatkan suri tauladan yang baik. "Dan itu akan menjadi kebaikan baik diri sendiri, keluarga, maupun negara," kata ibu tiga orang anak itu. Sebagai seorang muslim, menurut dia bekerja di tempat yang tidak memiliki tradisi Islam, memerlukan perjuangan. "Di sini makanan halal tentu tak seperti di Indonesia, susah di temui, belum lagi sholat lima waktu. Dan itu memerlukan perjuangan," katanya. Ia juga menyatakan, di negeri orang, tergelincir ke hal-hal yang buruk lebih mudah. "Karena jauh dan tiada yang mengawasi, serta banyaknya tantangan hidup, membuat manusia mudah tergelincir dalam lembah kenistaan," katanya. Untuk itu iapun juga menghimbau para majikan di Taiwan, untuk memahami para TKI, terkait dengan haknya untuk mendirikan agamanya. "Dan ini perlu pengertian, sholat bukan berarti menghambat pekerjaan, melaksankan kegiatan keagamaan justru menghindarkan dari hal-hal yang negatif seperti mabuk-mabukan, perzinahan," katanya. Neno Warisman selama tiga hari berada di Taiwan. Ia berada di Taiwan dalam rangka menghadiri undangan Ikatan Warga Indonesia di Taiwan (IWAMIT) untuk berceramah di depan TKI di Kaohsiung, Taiwan.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008