Jakarta (ANTARA News) - Perum Bulog membutuhkan dana dana investasi mendekati Rp230 miliar untuk memperbaiki infrastruktur teknologi pasca panen dan fasilitas pergudangan penyimpanan beras. Dirut Perum Bulog Mustafa Abubakar di Jakarta, Kamis mengatakan, anggaran pengembangan teknologi dan pergudangan tersebut mencapai Rp229,92 miliar. Selain itu pihaknya memerlukan dana Rp15 miliar untuk melakukan studi kelayakannya. "Kalau dana yang diperlukan kecil mungkin bisa dari dalam Bulog. Namun karena nilainya besar, kami mengharapkan dukungan dari APBN," katanya pada Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi IV DPR RI. Mustafa mengatakan, saat ini banyak berbagai fasilitas teknologi pasca panen yang dimiliki Bulog seperti silo, pengering, maupun penggilingan, yang tersebar di tanah air, rusak berat sehingga membutuhkan perbaikan. Selain itu, atas usulan pemerintah daerah di beberapa wilayah, tambahnya, Bulog juga akan membangun gudang penyimpanan beras yang baru seperti di daerah-daerah hasil pemekaran yang belum memiliki fasilitas tersebut. Sementara itu Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog, Abdul Waris Patiwiri mengatakan, sejumlah fasilitas yang akan dibangun BUMN tersebut pada 2009 yakni pembangunan gudang baru di daerah yang mengalami defisit atau kekurangan gudang. Jumlahnya mencapai 27 lokasi. Selain itu pihaknya akan membangun sarana pasca panen berupa unit pengering yang akan memanfaatkan bahan bakar sekam sebagai pengganti bahan bakar minyak (BBM), di 30 lokasi. "Dengan penggunaan sekam sebagai bahan bakar akan menghemat biaya operasional, apalagi harga BBM saat ini begitu tinggi," katanya. Bulog juga berencana membangun silo sebagai tempat penyimpanan gabah yang tersebar di enam lokasi dan masing-masing mendapat empat silo dengan kapasitas simpan masing-masing 500 ton per unit. Pengembangan lainnya adalah teknologi jaringan informasi logistik. Menyinggung dana yang diperlukan untuk setiap unit fasilitas tersebut, Abdul Waris mengatakan, nilainya bervariasi tergantung kondisi daerah. Misalnya, kata dia, untuk wilayah terpencil seperti Pulau Buru diperlukan biaya Rp2,2 miliar untuk membangun satu unit gudang berkapasitas 1000 ton. "Namun, untuk membangun gudang penyimpanan dengan kapasitas simpan yang sama di Sulawesi Tenggara dananya jauh lebih rendah," katanya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008