Singaraja (ANTARA News) - Masalah penyelundupan baik orang maupun barang, hingga kini masih saja ditemukan di daerah perbatasan Nusa Tenggara Timur (NTT) dengan Timor Leste. "Penyeludupan masih tetap terjadi, mengingat antara mereka yang di NTT dengan di Timor Leste, selama ini hidup saling membutuhkan, di samping memang adanya pertalian darah," kata Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Hotmangaradja Pandjaitan, di Singaraja, ibukota Kabupaten Buleleng, Bali, Jumat. Usai melakukan pengarahan dan peninjauan ke markas Yonif Raider 900, Pangdam menyebutkan, aksi penyeludupan kebutuhan sembilan bahan pokok selama ini cukup sulit untuk dapat dilakukan pengawasan secara efektif di garis perbatasan yang panjangnya lebih dari 140 kilometer. "Jarak yang panjang serta cukup banyaknya lorong-lorong `tikus`, sangat menyulitkan untuk dapat diawasi secara efektif oleh jumlah petugas yang terbatas," katanya. Pangdam mengungkapkan, jangankan di garis perbatasan RI-Timor Leste di wilayah NTT, di batas negara antara AS dengan Meksiko pun, aksi penyeludupan masih tetap ada. "Di negeri orang itu kan peralatannya sudah begitu canggih, toh penyelundupan masih juga tidak bisa `dibersihkan`, apalagi di kita," kata panglima menjelaskan. Namun demikian, lanjut dia, pihaknya akan terus mengupayakan agar perbuatan kriminal tersebut perlahan dapat ditiadakan, antara lain melalui kerja sama dengan instandi terkait. Dengan menempatkan tim gabungan, aksi penyelundupan baik orang maupun barang diharapkan dapat terus ditekan. Selama di lingkungan Kesatrian Yonif "pemukul", Pangdam yang didampingi Danyonif Raider 900 Letkol Inf Suhardi, tampak menyaksikan demo kemahiran anggota Gultor Raider 900 dalam menaklukkan para pelaku teror bom, tembak tepat sasaran serta aksi refling dan pendakian tebing menggunakan seutas tali.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008