Pasuruan (ANTARA News) - Ratusan awak MPU (mobil penumpang umum) trayek Malang-Pasuruan, Selasa, melakukan mogok dengan meninggalkan armadanya di tengah simpang empat Kebonagung, Kota Pasuruan, Jawa Timur. Akibat aksi tersebut, arus lalu lintas dari arah Malang dan Probolinggo ke Pasuruan atau sebaliknya macet sekitar satu jam lebih. Aksi mogok para awak MPU tersebut merupakan aksi lanjutan kesekian kalinya dalam menentang kebijakan Pemerintah Kota Pasuruan yang melarang seluruh armada MPU masuk kota. Kebijakan Pemkot Pasuruan, MPU yang datang dari arah barat (Bangil) harus berhenti di subterminal Karangketug Kraton, MPU yang dari arah timur (Probolinggo) harus berhenti di terminal baru Blandongan, dan MPU dari arah selatan (Malang) harus berhenti sampai subterminal Kebonagung. Berulang kali para armada MPU mengajukan aksi keberatan ke Dinas Perhubungan dan Walikota Pasuruan, tapi tidak pernah dikabulkan. Walikota Pasuruan, Aminurrokhman menegasakan, kebijakan tersebut sebagai lagkah Pemkot Pasuruan menata sekaligus pengembangan kota. Sebaliknya, bagi para sopir, kebijakan tersebut merugikan. Subterminal Kebonagung yang disediakan untuk menampung MPU yang datang dari arah selatan juga tidak mencukupi. Puncaknya, para awak MPU, Selasa (22/7) memarkir armadanya secara bersamaan di Subterminal Keboangung hingga meluber sampai simpang empat Kebonagung. Akibatnya, seluruh arus lalu lintas dari arah Malang dan Probolinggo maupun sebaliknya menjadi macet. Wakasatlantas Polresta, Iptu Pol Mujiati menghimbau agar para awak MPU yang mogok segera meminggirkan armadanya, karena menggangu kepentingan umum. Mujiati minta agar para awak MPU menyalurkan aspirasinya ke Dinas Perhubungan atau Walikota Pasuruan. Sebaliknya para awak MPU berkilah tidak sedang berdemo. "Kami tidak demo, tapi sedang antre menunggu penumpang", kilah Jumari, awak MPU jurusan Malang-Pasuruan. Namun yang pasti, aksi para awak MPU dengan antre bersama-sama di subterminal Kebonagung hingga menutup arus lalu lintas di sekitar simpang empat Kebonagung itu, untuk membuktikan bahwa antara kebijakan dan fasilitas yang disediakan Pemkot Pasuruan tidak sejalan. Aksi tutup jalan baru berakhir, setelah para anggota polisi dari Polresta Pasuruan menyingkirkan paksa armada MPU dengan derek. Para awak MPU kemudian juga menyalurkan aspirasinya ke Kantor Walikota Pasuruan di Jl. Pahlawan. Kabag Ops Polresta Pasuruan, Kompol Kadiso menegaskan, pihaknya terpaksa menyingkirkan secara paksa armada MPU yang menutup jalan dengan derek, demi ketertiban umum.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008