Tangerang, (ANTARA News) - Kemarau panjang yang melanda mayoritas daerah di Pulau Jawa berimbas terhadap ribuan hektar tanaman padi siap panen di wilayah pantai utara (pantura) Kabupaten Tangerang, Banten. Sawah petani di beberapa kecamatan seperti Teluknaga, Kosambi, Kemiri, Mauk, Pakuhaji, Kronjo, Kresek dan Rajeg mengalami kekeringan karena pasokan air debitnya berkurang, dalam pengamatan pada Rabu. Kekurangan air pada petak sawah itu sejak sepekan terakhir ini akibat sumber air irigasi dari Kali Cisadane dan Kali Cidurian mengalami penurunan yang cukup signifikan. Bahkan kekeringan bertambah parah sejak beberapa hari terakhir ini di hulu sungai di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, akibat tidak turun hujan. Pada tanaman padi yang sebagian mulai berbuah, tampak kurang berisi sehingga terlihat `ceking` penyebabnya karena kekurangan air. Demikian pula dalam catatan pihak pengelola Kali Cisadane dan Cidurian, bahwa debit air mengecil sejak dua pekan terakhir ini mencapai 0,98 liter per detik sehingga menyebabkan petani mengeluh akibat masalah tersebut. Kepala Bidang Sumber Daya Air dan Manfaat Dinas Pekerjaan Umum Pemkab Tangerang, Yulianto ketika dikonfirmasi membenarkan debit air menurun berimbas kepada kebutuhan petani yang memerlukan untuk selama masa tanam hingga menjelang musim. "Banyak padi yang berusia bunting tidak mendapatkan air sehingga dikhawatirkan panen tidak mencapai target sebanyak 5,6 hingga 6,3 ton per hektar," katanya. Menurut dia, karena hujan tidak turun menyebabkan saluran irigasi mengalami kekeringan, maka petani di kawasan itu diperkirakan hanya mampu panen 3,9 sampai 4,6 ton per hektar. Para petani di wilayah Pantura Tangerang, tidak serentak menanam padi, sehingga ada diantaranya yang panen lebih awal dan sebagian pula usia tanaman lima pekan. Sedangkan tanaman padi di wilayah Pantura Tangerang seluas 32.575 hektar, pada hari biasa dapat diairi melalui saluran irigasi dan 18 persen diantaranya merupakan tadah hujan. Saat ini tanaman padi yang dapat dialiri irigasi hanya sekitar 30 persen sehingga ancaman puso akan sulit dihindari jika hujan juga tidak turun dalam lima pekan mendatang. (*)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008