Kuala Lumpur,(ANTARA News) - Dubes RI untuk Malaysia Da`i Bachtiar mengemukakan sebuah perusahaan garmen internasional Pan Appparel di Penang, Malaysia, membutuhkan sekitar 1.000 tenaga kerja wanita asal Indonesia untuk meningkatkan produktivitasnya. "Kami berkunjung ke pabriknya di Penang minggu lalu. Mereka mengemukakan kesulitan mendapatkan tenaga kerja wanita asal Indonesia padahal kondisi kerja yang ditawarkan sangat baik," kata Da`i Bachtiar di Kuala Lumpur, Selasa. Kondisi kerja yang baik yang ditawarkan perusahaan garmen internasional itu berupa hubungan kerja bersifat langsung bukan dengan sistem "outsource". "Gaji cukup baik, ketika pelatihan saja mereka bisa menerima 160 dolar AS per bulan," kata mantan Kapolri itu. Pan Apparel adalah perusahaan garmen Hongkong yang memiliki banyak pabrik di mancanegara dan memproduksi baju merek terkenal seperti Brooks Brothers, Levis, JC Penney, dan Ben Sherman. Produksi garmen dilempar ke pasar negara maju seperti Amerika Serikat sebesar 82 persen, Eropa lima persen, dan Asia 11 persen. "Oleh sebab itu, semua tenaga kerja yang masuk harus ikut pelatihan menjahit agar mutu dan kualitas pekerjaannya benar-benar bisa dipertanggungjawabkan," katanya. Jika pekerja itu itu pintar menjahit maka pendapatannya bisa mencapai 1.800 ringgit (Rp5,2 juta) per bulan, kata Da`i. Menurut GM Pan Apparel Khoo Aiwah, perusahaan garmen itu kini kesulitan mendapatkan pekerja asal Indonesia. Padahal, mereka lebih senang dengan dengan pekerja asal Indonesia karena tekun bekerja dan mudah berkomunikasi. Akibatnya, perusahaan garmen itu merekrut TKW dari Vietnam, Filipina, dan Myanmar. Untuk berkomunikasi kepada mereka, perusahaan itu hanya mengandalkan para ketua kelompok yang bisa bahasa Inggris. "Mereka sudah minta langsung kepada KBRI untuk membantu mencarikan sekitar 1.000 TKW," kata Da`i. Dubes RI untuk Malaysia itu hampir tiap minggu selalu mendatangi kantong-kantong TKI. Ia ingin melihat kondisi kerja para tenaga kerja asal Indonesia. Dua minggu lalu, Da`i mengunjungi pabrik elektronik Western Digital di Selangor yang mempekerjakan sekitar 4.000 TKW Indonesia. Produsen hard disk itu pun mengemukakan keinginannya mendapatkan 2.000 TKW Indonesia terkait dengan perluasan pabrik dan peningkatan produksi.(*)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008