Surabaya (ANTARA News) - Himpunan Sarjana Kesusastraan Indonesia (Hiski) Komisariat Malang, menjadi tuan rumah Konferensi Internasional Kesusastraan (KIK) XIX, 12 hingga 14 Agustus mendatang. "Konferensi bertema, `Pembelajaran Sastra di Sekolah: Ideologi, Politik Kebudayaan dan Kanonisasi` ini, menghadirkan pembicara dari Malaysia, Brunei Darussalam, Singapura, Filipina, Australia, Belanda, Kanada, Jepang, dan Jerman", kata salah seorang panitia, Dr Maryani MPd di Surabaya, Selasa. Kegiatan yang digelar hasil kerja sama dengan Pusat Bahasa Depdiknas dan Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang (UM) itu, bertujuan untuk menggali dan memahami fenomena pembelajaran sastra di sekolah dasar dan menengah dalam hubungannya dengan ideologi, politik, dan kanonisasi. "Diharapkan, konferensi ini dapat menghasilkan gagasan-gagasan kritis serta mencerahkan dalam upaya kita memahami apa yang sedang terjadi dengan kehidupan sastra kita sejak Orde Lama, Orde Baru, dan era Reformasi 1998, khususnya melalui perspektif ideologi dan politik kebudayaan", katanya. Ia mengemukakan bahwa pembelajaran sastra dalam dunia pendidikan formal di Indonesia masih menghadapi satu kendala klasik, yaitu penyatuan pembelajaran sastra dalam bidang studi pembelajaran bahasa. "Sudah lama posisi ini dikeluhkan tidak menguntungkan bagi pembelajaran sastra sebagai sebuah bidang seni", katanya menambahkan. Karena itu, lewat forum internasional ini, akan digali informasi bagaimana pengalaman negara lain dalam pembelajaran sastra di sekolah dasar dan menengah mereka. "Bagaimana pula alternatif terbaik menyiasati pembelajaran sastra di tengah dominasi materi pembelajaran bahasa di sekolah dasar dan menengah", katanya.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008