Jakarta, (ANTARA News) - AC Nielsen mencatat belanja iklan di media massa Indonesia pada semester pertama 2008 naik 24 persen dibanding periode sama 2007 dengan total Rp19,56 triliun. Salah satu kenaikan terbesar terjadi pada iklan pemerintahan dan partai politik. "Kenaikan 24 persen di semester pertama ini dapat dikatakan sebagai tanda-tanda awal memasuki masa Pemilu. Naiknya cukup tinggi sampai 79 persen untuk iklan berbau politik, walaupun jenis iklan ini hanya menempati urutan kedua tertinggi setelah iklan `hotline service`, `party line`, dan horoscope," kata Senior Manager Business Development Nielsen Media Research Indonesia, Maika Randini, di Jakarta, Senin. Dia mengatakan, kenaikan belanja iklan berbau politik dapat terlihat pada ramainya iklan calon kepala daerah, dimana iklan meningkat enam kali lipat dibanding biasanya. Hingga semester pertama 2008 lalu, dia mengatakan, total jumlah belanja iklan mencapai Rp19,563 triliun. Sedangkan total belanja iklan pada 2007 hanya mencapai Rp15,82 triliun. Data dari Nielsen menunjukkan, belanja iklan tertinggi masih dipegang oleh sektor komunikasi, yang pada semester pertama ini meningkat 57 persen dibanding periode sama 2007, atau sekitar Rp1,96 triliun. Kemudian secara berturut-turut diikuti oleh iklan kendaraan bermotor yang meningkat 20 persen, iklan pemerintah dan politik meningkat 79 persen, dan iklan perusahaan dan service sosial yang meningkat 44 persen. "Yang tertinggi untuk komunikasi semester pertama ini Excelcomindo (XL), diikuti Esia. Tahun lalu Telkomsel masuk top 10 tapi sekarang tidak, sepertinya tahun ini mereka(Telkomsel) `slowing down`," ujar dia. Lebih lanjut, dia mengatakan, stasiun televisi menjadi media favorit walau "market share"-nya menurun karena banyak berpindah ke koran. Kenaikan iklan di koran mencapai 38 persen, di majalah 24 persen, sedangkan di televisi hanya 17 persen. Pada Pemilu 2004 lalu, partai politik terbanyak spot iklannya adalah Partai Golkar, yakni 4.945 spot iklan, dan diikuti oleh PDI Perjuangan, yakni 4.920 spot iklan. Menjelang bulan puasa dan Idul Fitri, menurut dia, belanja iklan yang akan naik berkaitan dengan produk makanan. Dapat dilihat belanja iklan produk makanan sudah mulai tampak saat ini. (*)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008