BUMN akan lebih berat lagi mengingat BUMN merupakan sentral pengelolaan kegiatan ekonomi Indonesia.
Jakarta (ANTARA) - Mantan Menteri Badan Usaha Milik Negara Tanri Abeng menilai penunjukan dua wakil menteri (wamen) BUMN oleh Presiden Joko Widodo bertujuan untuk membuat BUMN bergerak lebih cepat.

"Saya kira BUMN ini harus lebih cepat lagi gerakannya. Sekarang saya kira menteri yang baru sudah bergerak lumayan, artinya cukup kencang," ujar Tanri Abeng di Jakarta, Jumat.

Dia mengatakan bahwa tugas BUMN akan lebih berat lagi mengingat BUMN merupakan sentral pengelolaan kegiatan ekonomi Indonesia.

Selain itu peran BUMN tidak hanya didorong untuk untung tapi juga sebagai bagian dari negara. "Dengan demikian memang perlu ada yang membantu supaya bisa berbagi tugas," kata Tanri Abeng.

Baca juga: Budi Gunadi Sadikin, dari e-toll, saham Freeport, hingga Wamen BUMN

Terkait peran deputi Kementerian BUMN setelah ada dua wamen BUMN, Tanri menjawab bahwa wamen BUMN bagian dari menteri.

"Itu hanya tinggal mengatur, kalau wamen itu bagian dari menteri. Jadi menteri BUMN dengan wamen BUMN membagi waktu. Tapi deputi BUMN tetap berfungsi sebagai deputi," ujar Tanri Abeng.

Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin menunjuk dan melantik sejumlah wakil menteri, termasuk dua wakil menteri BUMN.

Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo dan Direktur PT Inalum Budi Gunadi Sadikin ditunjuk sebagai Wakil Menteri BUMN oleh Presiden Jokowi dan Wapres Ma'ruf Amin.

Sebelumnya Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir berharap Presiden Jokowi segera mengangkat wakil menteri (wamen) untuk membantunya menangani ratusan badan usaha plat merah di Tanah Air.

Baca juga: Kartika Wirjoatmodjo kenyang pengalaman di keuangan, kini Wamen BUMN

Kementerian yang dipimpin Erick Thohir memerlukan banyak restrukturisasi, corporate action, dan pengembangan usaha, sehingga wamen yang dibutuhkan harus mengerti soal keuangan, tidak hanya operasional.

Wamen yang diajukan merupakan orang yang kapabel menjalankan perusahaan sangat besar dan tantangan KPI yang berat.

Pewarta: Aji Cakti
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019