Beijing, (ANTARA News) - Salah satu persaingan paling panas dalam dunia sepak bola akan terjadi antara juara bertahan Argentina dan Brazil Selasa (19/8). Kedua negara tersebut akan memperebutkan tiket menuju perebutan medali emas Olimpiade. Tim Argentina yang dimotori bintang Barcelona Lionel Messi sebelumnya telah membungkam tim Pantai Gading, Australia, dan Belanda untuk masuk ke putaran empat besar. Dari tujuh gol yang disarangkan Argentina, Messi mencetak dua di antaranya. Walaupun telah lima kali menjadi juara dunia, Brazil belum sekali pun berhasil mengantongi medali emas Olimpiade. Pada laga final Olimpiade Los Angeles 1984 dan Olimpiade Seoul 1988, Brazil belum mampu membawa pulang emas. Tim Brazil yang dimotori penyerang tengah AC Milan Ronaldinho telah menyarangkan total 11 gol ketika menghadapi belgia, Selandia Baru, China dan juara sebelumnya Kamerun. Dalam 93 kali bertemu di laga internasional, Brazil memenangkan pertandingan sebanyak 35 kali, Argentina menang 34 kali dan seri sebanyak 24 kali. Meskipun cabang sepak bola pada Olimpiade ditujukan bagi pemain berusia 23 tahun ke bawah, tiap tim yang ikut serta boleh memasukkan tiga pemain yang berusia lebih dari 23 tahun. Banyak hal yang menjadi taruhan dalam persaingan dua raksasa Amerika Selatan ini--bukan hanya kesempatan meraih emas Olimpiade Sabtu (23/8) tapi juga harga diri regional. Barcelona berusaha keras mencegah Messi bermain di Beijing dan menginginkannya membela Barcelona pada pertandingan ketiga babak kualifikasi Liga Champions. Namun, pemain serba bisa berusia 21 tahun itu telah menghiasi turnamen seperti yang ia lakukan pada Olimpiade Athena empat tahun lalu. Saat itu, Argentina berhasil membawa pulang medali emas. Messi mencetak gol pembuka dan membantu terciptanya gol kedua lewat Angel di Maria pada laga melawan Belanda di Shanghai. Argentina berhasil menaklukkan Belanda 2-1 setelah melewati babak tambahan waktu. "Dia salah satu pemain sepak bola terbaik di dunia," kata pelatih tim Argentina Sergio Batista. Pelatih Belanda Foppe De Haan telah memprediksi Argentina dapat mengalahkan Brazil karena faktor permainan Messi. "Saya suka Messi meskipun ia ada di tim lawan," kata Haan. "Ketika ia mendapatkan bola, ia sangat luar biasa. Argentina lebih baik daripada Brazil. Mereka punya teknik operan bola yang modern." Brazil juga membutuhkan waktu tambahan untuk menaklukkan Kamerun dengan skor 2-0 Minggu lalu di Shenyang. Gol yang dicetak oleh Rafael Sobis dan Marcelo menyelamatkan kesempatan Brazil menuju perempat final. "Banyak orang berpikir bagi kami Olimpiade tidaklah sepenting Piala Dunia. Tapi kami Brazil, dan setiap kali kami bertanding, kami bertanding untuk menang. Kami ingin meraih emas pertama negara kami pada cabang sepak bola," jelas pelatih Brazil Carlos Dunga. Permainan pragmatis Brazil di bawah asuhan Dunga yang dengan kasih sayang namun terasuki telah dikritik. Namun, Dunga bertahan tidak akan mengganti pendekatan yang berorientasi hasil saat melawan Argentina. "Kami harus melawan melawan apapun, kami harus main untuk menang, tidak ada jalan lain," kata Dunga. "Jika pihak lawan memainkan permainan terbuka melawan Brazil, maka kami dapat bermain terbuka dan indah." Pada laga semi-final lainnya, Nigeria akan bertemu Belgia. Sebelumnya, Belgia berhasil membekuk Italia dengan skor 3-2 pada babak perempat final. Pada laga itu, Belgia hanya bermain dengan sepuluh pemain setelah pemain bertahan Thomas Vermalen mendapatkan kartu merah pada awal pertandingan. Nigeria telah memiliki pengalaman bermain pada enam Olimpiade sebelumnya dan meraih emas pada Olimpiade Atlanta 1996. Saat itu Nigeria berhasil mengalahkan Argentina. Pelatih Nigeria Samson Siasia mengatakan pertunjukan final lainnya mungkin akan terjadi. "Setiap tim datang ke Olimpiade menginginkan emas. Namun, itu bukanlah hal yang mudah. Ada banyak hambatan, namun setelah sampai sejauh ini kami tentu saja menginginkan emas," kata Siasia. "Babak semi-final akan sangat berat, namun kami mungkin berhasil merebut emas." (*)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008