Jakarta (ANTARA) - "Countdown" biasanya diartikan sebagai hitung mundur menuju perayaan yang menggembirakan atau menuju hal-hal yang menyenangkan. Namun, dalam film yang disutradarai Justin Dec malah jauh berbeda dengan kesan perayaan atau hal yang menggembirakan.

Film berdurasi 1 jam 30 menit oleh STX Entertainment yang diperankan Charlie McDermott, Anne Winters, Peter Facinelli, serta Tom Segura itu banyak menyuguhkan adegan menegangkan.

Cerita bemula saat perawat Quinn Harris (Elizabeth Lail) menangani pasien yang mengunduh aplikasi "kematian" yang tertulis hidupnya tersisa beberapa jam. Waktu yang tersisa menyatakan kematiannya akan datang bersama dengan operasi kaki yang akan dijalani akibat kecelakaan mobil.

Pasien kecelakaan itu diperankan Dillo Lane, yang meyakini kebenaran dari aplikasi yang ia unduh bersama dengan teman-temannya, sebab ia meyakini aplikasi ini benar-benar nyata karena kekasihnya meninggal tepat dengan apa yang di jadwalkan oleh aplikasi itu.

Quinn menceritakan kejadian yang menimpa pasiennya kepada teman-teman perawat lainnya, mereka secara bersamaan mengunduh aplikasi yang mengerikan itu melalui smartphone masing-masing.

Baca juga: Joko Anwar: Film Indonesia makin banyak diakui festival bergengsi

Baca juga: Oka Antara ingin kenalkan film Indonesia di Asia

 
Sebuah aplikasi yang meneror penggunanya dalam film "Countdown" (Antara News/Ho)


Namun, Quinn Haris meragukan aplikasi yang diceritakan dapat menentukan kematian itu.

Tak selang beberapa lama, pasien yang ia tangani benar-benar meninggal dengan cara yang mengerikan. Setiap seorang yang mengunduh aplikasi itu meninggal dengan cara yang mengenaskan.

Setelah kejadian itu, Quinn benar-benar meyakini akan kebenaran aplikasi itu. Dalam film itu Quinn memiliki waktu dua hari untuk bisa bertahan hidup. Dalam waktu yang singkat itu, Quinn dihantui sosok mengerikan di setiap malamnya.

Sejak awal, film "Countdown" sudah memberikan rasa tegang yang tidak henti-hentinya. Para penonton akan terus diberikan rasa ketakutan yang mendalam terlebih saat mulai memasuki adegan melawan dan mencegah sosok menyeramkan yang akan mencabut nyawa mereka.

Quinn Haris mencoba untuk menghapus aplikasi itu dari smartphone-nya. Lantas, apakah upaya itu berhasil? Saksikan kisah mereka dalam film yang sudah tayang di bioskop pada 25 Oktober lalu.

Baca juga: Menelusuri teka-teki dan misteri dalam film "Lorong"

Baca juga: ACT Sumsel ajak masyarakat peduli Palestina dengan nonton Hayya

Baca juga: Satu setengah jam berkejaran dengan hiu dalam "47 Meters Down"

Pewarta: Chairul Rohman
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2019