Kebetulan dua produk ini sudah didukung oleh Kemenristek melalui berbagai skema pendanaan,
Surabaya (ANTARA) - Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) RI menyatakan akan membantu memfasilitasi produk-produk riset dan inovasi Universitas Airlangga (Unair) Surabaya agar dapat tersertifikasi sehingga mendapatkan izin edar.

"Termasuk pula untuk produk-produk riset dan inovasi yang dikembangkan Unair di bidang kesehatan dan obat," kata Menteri Riset dan Teknologi (Menristek)/Kepala Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) Bambang Brodjonegoro di Surabaya, Senin, di sela-sela Dies Natalis Unair ke-65.

Ia menerangkan sertifikasi terhadap produk-produk riset dan inovasi itu sangat dibutuhkan karena hal tersebut akan berdampak baik agar dapat diproduksi secara luas ke masyarakat.

Contohnya saja, ujar dia dua produk riset dan inovasi dari Unair yakni stem cell dan cangkang kapsul. Keduanya dapat menjadi alternatif dan berdampak langsung bagi masyarakat Indonesia dalam bidang kesehatan.

Baca juga: Menristek apresiasi stem cell dan cangkang kapsul Unair

Ia menjelaskan untuk stem cell merupakan pengobatan baru yang pada intinya mengandalkan tubuh manusia sendiri dan Unair cukup revolusioner dalam mengembangkannya.

Begitu pula dengan cangkang kapsul yang bahan dasarnya diganti oleh Unair dari gelatin yang bersifat hewani menjadi produk dari rumput laut sehingga terjamin kehalalannya.

"Kebetulan dua produk ini sudah didukung oleh Kemenristek melalui berbagai skema pendanaan," kata dia.

Baca juga: Kemenristek fokus integrasi riset penelitian dan inovasi

Namun, ia menegaskan ke depannya Kemenristek juga menunggu berbagai produk riset dan inovasi lainnya dari Unair terutama di bidang kesehatan.

Selain itu, tentunya ke depan pihaknya mendorong kemitraan antara Unair dan berbagai macam produknya dengan dunia usaha.

"Bahkan, kami juga akan menjadi koordinator lintas kementerian jika dibutuhkan dengan mengomunikasikannya pada kementerian terkait termasuk Kementerian Kesehatan," ujar dia.

Baca juga: Menristek desak virtual reality dikembangkan hadapi era 4.0

Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Hendra Agusta
Copyright © ANTARA 2019