Bhubaneswar, India, (ANTARA News)- Para anggota tim pertolongan mengevakuasi sekitar 200.000 orang setelah banjir akibat meluapnya air dari salah satu sungai terbesar India yang menewaskan 16 orang akhir pekan, kata para pejabat, Minggu. Bagian-bagian luas negara bagian Orissa tergenang setelah pihak pihak berwenang terpaksa membuka lusinan pintu air sebuah bendungan di sungai Mahanadi setelah hujan lebat di daerah tangkapan air itu, demikian diwartakan Reuters. "Paling tidak 200.000 orang dievakuasi dari rumah-rumah mereka dan pindah Ke tempat-tempat yang lebih aman," kata G.V Venugopala Sarma, seorang pejabat pajak kepada Reuters. Ia mengatakan lebih banyak lagi orang yang mengungsi. Stasiun-stasiun televisi menunjukkan gambar orang mengungsi menghindari banjir dengan membawa segala barang yang mereka dapat bawa. Sejumlah orang mengungsi di jalan-jalan dan di dalam gedung-gedung sekolah. Sebagian besar mereka yang tewas itu adalah akibat tenggelam. Sungai itu meluap di beberapa tempat dan air bah menghantam jalan-jalan berberapa daerah. Hujan musiman dan sungai-sungai yang banjir menyebabkan kerusakan yang luas di Asia Selatan tahun ini menewaskan lebih dari 1.100 orang , sebagian besar di India. Sungai Kosi, yang membuat sebuah bendungan di Nepal meluap menyebabkan jutaan orang menderita di negara bagian Assam, India . Tingkat ketinggian air kini mulai turun. Tetapi jutaan orang kini tinggal di tanggul-tanggul, jalan-jalan dan di kamp yang penuh sesak dalam kondisi yang tidak layak, yang membuat mereka terkena penyakit , kata badan-badan bantuan. Di Orissa, pemerintah menggunakan helikopter untuk mengirim makanan dan air minum. Pihak berwenang memperingatkan banjir akan datang di daerah daerah pantai negara bagian itu apabila air dikeluarkan lagi dari bendungan Hirakud di sungai Mahanadi. Banjir di Bihar, terburuk di sana dalam 50 tahun menghancurkan 100.000 hektar tanah pertanian . Tanaman padi di Orissa juga hancur. Musim hujan biasanya melanda India 1 Juni dan berulang kembali September, dan penting untuk mengairi sekitar 60 persen tanah pertanian. Tetapi juga menyebabkan kehancuran besar, membunuh ratusan orang, menghancurkan rumah, tanaman, jalan, jembatan setiap tahun.(*)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008