Jakarta (ANTARA News) - Anggota Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) mempertanyakan terhadap realisasi pencairan dana kehormatan dari pemerintah kepada mantan pejuang yang dijanjikan sebesar Rp250 ribu per bulan. "Saya sudah daftar lengkap tapi belum turun-turun juga. Padahal dijanjikan cair pada Januari," kata Utami, seorang anggota LVRI usai mengikuti peringatan Hari Perdamaian Internasional di Jakarta, Selasa. Utami mengaku dirinya tidak terlalu optimis atas instruksi Presiden yang meminta dana kehormatan segera dicairkan. Dalam acara tersebut, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan kembali instruksinya agar dana kehormatan bagi veteran segera direalisasikan dalam waktu dekat. Utami sebagai bekas pejuang kini tinggal di rumah kontrakan dan membutuhkan bantuan keuangan salah satunya dari dana kehormatan yang dijanjikan pemerintah. Sementara itu Anwar Lubis yang juga anggota LVRI mengatakan hal senada. "Susah untuk diwujudkan karena anggota veteran jumlahnya ratusan ribu," katanya. Menurut Anwar, realisasi dana kehormatan sulit diwujudkan karena banyak juga veteran yang buta huruf sehingga surat-suratnya tidak lengkap. Dia menyarankan pemerintah untuk membayarkan dana kehormatan secara bertahap agar tidak terlalu memberatkan anggaran negara. Di lain pihak Hamzah anggota LVRI yang pernah berjuang di Jawa Barat mengaku dirinya optimis dengan pencairan dana kehormatan itu karena instruksi pencairan kembali ditegaskan oleh Presiden. "Saya optimis karena pemerintah sudah berjanji, dan janji harus dibayar," katanya. Hamzah juga menegaskan bahwa veteran tidak berjuang untuk kemudian menadahkan tangan. "Kami tidak minta, kami berjuang tidak untuk menadahkan tangan. Perjuangan kami adalah untuk generasi penerus," ujarnya.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008