Jakarta (ANTARA News) - BUMN Farmasi dan Perbankan tidak akan membeli kembali (buy back) sahamnya di perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI), kata Menteri BUMN, Sofyan Jalil di Jakarta, Kamis.
"BUMN Farmasi jumlah sahamnya sedikit, sedangkan Perbankan ekses likuiditas sudah kecil," kata Soyan Jalil, seusai acara buka bersama di BEI.
Dia juga sudah memanggil semua BUMN yang sudah menjadi perusahaan terbuka guna membahas rencana pembelian saham kembali di saat harga-harga saham sedang rendah akibat buruknya kondisi pasar global.
Sofyan mengungkapkan, BUMN yang bersedia melakukan buy back adalah PT Aneka Tambang (Antam), PT Perusahaan Gas Negara (PGN) dan PT Wijaya Karya (WIKA) karena memiliki keuangan yang cukup dan memiliki tujuan untuk menahan harga sahamnya tidak terlalu jauh.
Menteri BUMN ini juga mengatakan, program "buy back" ini bukan suatu kewajiban, namun hanya sebuah anjuran agar pasar tidak terlalu bergerak fluktuatif.
Dia menambahkan nantinya saham yang dibeli emiten tersebut lewat buy back bisa menjadi treasury stock milik perusahaan tersebut. Jika suatu saat perusahaan tersebut membutuhkan tambahan dana, maka saham hasil "buy back" bisa dilepas kembali.
Sementera Ketua Bapepam-LK, Fuad Rahmany, dalam kesempatan yang sama, mengungkapkan, aturan "buy back" ini sebesar 10 persen dari total saham yang disetor penuh dan jangka waktu selama 8 bulan sejak disetujui pemegang saham.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008