Kami mengharapkan 2.000 pemuda akan lulus dari program ini dan memperoleh pekerjaan baru atau lebih baik
Jakarta (ANTARA) - Program Penguatan Koordinasi untuk Pembangunan Ketenagakerjaan Inklusif Indonesia (SINERGI) menyelenggarakan bursa kerja inklusif seiring dengan Hari Disabilitas Internasional yang jatuh pada 3 Desember.

Project Director SINERGI, Agung Binantoro melalui siaran pers diterima di Jakarta, Selasa, mengungkapkan bursa kerja bertajuk “SINERGI Youth Career Fest 2019” ini mengajak dan mengikutsertakan pencari kerja dari berbagai latar belakang pendidikan, sosial, dan kondisi ekonomi.

Di dalamnya, termasuk penyandang disabilitas dan kelompok marjinal, yang membutuhkan akses informasi dan pelatihan kesiapan kerja dan lowongan pekerjaan.

“Untuk kegiatannya menggunakan pendekatan kesetaraan gender dan inklusi sosial, serta pengembangan karakter positif anak muda,” ujar Agung.

Bursa kerja tersebut digelar pada tanggal 4-5 Desember 2019 di Gedung Graha Wisata Niaga, Surakarta, Jawa Tengah (Jateng).

Bursa kerja ini merupakan salah satu upaya SINERGI berkontribusi dalam mengurangi tingkat pengangguran terbuka di Jateng, khususnya bagi generasi muda kurang mampu dan rentan, termasuk penyandang disabilitas, kelompok marjinal dan perempuan.

Agung mengungkapkan bursa kerja inklusif di Solo Raya ini gratis dan terbuka untuk umum. Materi acaranya tak hanya berisi pembukaan lowongan dan wawancara kerja di perusahaan-perusahaan yang hadir.

Namun, juga akan dilaksanakan kegiatan-kegiatan lain yang mendukung kesiapan pencari kerja memasuki dunia kerja, di antaranya penilaian bakat dan minat, dialog interaktif kesiapan kerja ketenagakerjaan inklusif, serta kelas edukasi kesiapan kerja, di samping acara hiburan dan bazar makanan.

Tantangan ketenagakerjaan Inklusif Bursa kerja inklusif, lanjut Agung, sangat strategis untuk dilaksanakan, khususnya terkait sejumlah tantangan di sektor ketenagakerjaan yang masih dihadapi Jateng.

Tantangan-tantangan tersebut di antaranya: masih adanya 10,85 persen pengangguran terbuka di Jateng yang berasal dari lulusan sekolah menengah kejuruan (SMK); sekitar 810.000 anak muda kurang mampu, rentan, dan marjinal, yang menganggur; 70,3 persen anak muda di Jateng peserta pelatihan kerja ternyata belum siap kerja; 90 persen anak muda tidak memiliki soft skills kesiapan kerja.

“Padahal, lowongan kerja banyak di Jateng. Tapi, perusahaan padat karya kesulitan mendapatkan tenaga kerja,” ungkapnya.

Oleh karena itu, sambung Agung, SINERGI menjalankan program ketenagakerjaan inklusif untuk anak muda kurang mampu dan rentan di Jateng, seperti melalui pelatihan keterampilan kerja baik hard skills maupun soft skills, pemagangan, mengembangkan keterampilan berwirausaha, serta bursa kerja inklusif ini.

“Harapan kami, pada akhirnya ini akan membantu mengurangi pengangguran di Jateng. Hal ini juga selaras dengan salah satu pilar Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, khususnya pilar ketiga, yaitu mempromosikan kebijakan ketenagakerjaan inklusif,” lanjutnya.

SINERGI sendiri merupakan program USAID melalui Mitra Kunci yang dilaksanakan oleh konsorsium Rajawali Foundation dan Pusat Transformasi Kebijakan Publik (Transformasi) untuk mengembangkan ketenagakerjaan inklusif, khususnya di Jateng.

Sejak Juli 2019, SINERGI memasuki fase kedua. Tujuan SINERGI pada fase ini adalah memberikan perbaikan akses informasi kerja bagi 16.000 anak muda miskin dan rentan. Pada fase ini, SINERGI menggunakan platform Rencanamu.id dalam menilai bakat dan minat kerja kaum muda secara daring.

Melalui platform daring ini, dapat dilaksanakan proses registrasi, serta penilaian perilaku dan kepribadian terkait pekerjaan tertentu dari 16.000 pemuda kurang mampu dan rentan yang menjadi target.

Selanjutnya, dari 4.000 anak muda kurang mampu dan rentan yang dinilai, akan diseleksi kembali. Mereka yang lolos dapat mengikuti program kesiapan kerja, pelatihan, dan pemagangan dengan perusahaan yang sesuai dengan hasil penilaian.

“Kami mengharapkan 2.000 pemuda akan lulus dari program ini dan memperoleh pekerjaan baru atau lebih baik,” imbuh Agung.

Sementara itu, Project Leader SINERGI, Bambang Wicaksono mengatakan bursa kerja inklusif #2 di Surakarta ini akan diikuti lebih dari 125 perusahaan dari berbagai bidang usaha, seperti perbankan dan keuangan, ritel, teknologi komunikasi, dan manufaktur.

Perusahaan-perusahaan tersebut membuka diri dan memberi peluang pekerjaan untuk penyandang disabilitas, serta ramah gender. Ada pula komunitas-komunitas penyandang disabilitas yang dapat memberikan akses informasi terkait kesiapan kerja dan wirausaha.

“Selain itu, juga akan ada usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dan kelompok usaha bersama (KUBE), yang bermitra dengan komunitas penyandang disabilitas,” imbuh Bambang.

Dia menambahkan Festival Kaum Muda 2019, termasuk di dalamnya bursa kerja inklusif, merupakan media yang ditempuh SINERGI untuk memperkuat akses generasi muda, terutama yang rentan dan kurang mampu, ke pasar tenaga kerja.

Tidak hanya itu, melalui kegiatan ini, anak muda akan memiliki referensi dan bekal pengetahunyang baik untuk mengembangkan diri dan karirnya di masa depan.

Gubernur Jateng Ganjar Pranowo dijadwalkan hadir pada Kamis, 5 Desember 2019 untuk berdialog dalam acara “Rembug Gayeng Bareng Mas Ganjar”, yang akan menjadi bagian dari rangkaian kegiatan bursa kerja inklusif ini.

Kehadiran orang nomor satu di Jateng tersebut diharapkan semakin memotivasi kaum muda untuk mempersiapkan diri untuk memperoleh peluang bekerja tanpa mengenal kata menyerah untuk mewujudkan cita-citanya.

“Intinya, bursa kerja inklusif #2 tersebut akan mempertemukan secara langsung para pencari kerja dan perusahaan penyedia lapangan kerja, serta pemerintah, untuk berdiskusi dan bertukar informasi tentang isu ketenagakerjaan,” jelas Bambang.

Baca juga: Kormo, aplikasi bursa kerja dan pengembangan karier
Baca juga: Pemprov Bali tawarkan 5.087 lowongan dalam bursa kerja

Pewarta: Agus Salim
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2019