Pertumbuhan ekonomi yang melambat tidak berarti menurunkan ambisi terhadap pencapaian bisnis
Jakarta (ANTARA) - Survei yang dilakukan oleh ADA (Analytic, Data, Advertising) menyebutkan pertumbuhan ekonomi di Asia Tenggara akan cenderung melambat, yang dipengaruhi sejumlah faktor internal dan eksternal.

"Pertumbuhan ekonomi yang melambat tidak berarti menurunkan ambisi terhadap pencapaian bisnis," kata Managing Director ADA Indonesia Kirill Mankovski kepada pers di Jakarta, Kamis.

Berdasarkan beberapa indikator makro ekonomi, seperti pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) dan pengeluaran konsumen, tingkat kepercayaan eksekutif tertinggi dan kurva bond yield, perekonomian dunia berpotensi mengalami resesi.

Selain itu soal Brexit, perang dagang antara Amerika Serikat dan China, serta kondisi politik di beberapa negara turut memengaruhi kondisi ekonomi Asia Tenggara. Dana Moneter Internasional (IMF) juga menyebutkan pertumbuhan ekonomi di Asia Tenggara cenderung melambat di tahun 2019-2020.

Di Indonesia, data ADA menunjukkan adanya perubahan pola konsumsi akibat kondisi sosial dan ekonomi yang juga berubah. Misalnya pada saat pemilihan presiden 2019 hingga Ramadhan, keinginan masyarakat untuk membeli mobil turun.

"Di sisi lain, kategori retail shopper dan leisure traveler terus alami peningkatan hingga akhir Lebaran 2019," katanya.

Hal sama dialami di Malaysia. Pemilihan Umum 2018 membuat konsumsi masyarakat Malaysia di berbagai kategori menurun, termasuk perjalanan dan belanja.

Sementara itu, inflasi di Filipina pada 2018 membuat tren konsumsi masyarakat menurun drastis, sepanjang September dan Oktober di tahun sama.

Country Director, Reach, ADA Yogi Trihanso mengatakan pertumbuhan ekonomi yang melambat tidak berarti menurunkan ambisi terhadap pencapaian bisnis.

"Kami mengamati bagaimana beberapa merek menghadapi tantangan ekonomi dan memanfaatkan kondisi sebagai kesempatan untuk lebih unggul dalam menghadapi persaingan," katanya.

Baca juga: Profesor ADB beberkan cara agar RI tak kena "middle income trap"
 

Pewarta: Ahmad Wijaya
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019