Jakarta (ANTARA News) - Ketua Komisi I DPR, Theo L Sambuaga, di Jakarta, Jumat, menyatakan kedatangan Hasan Tiro akan lebih sangat bermakna jika sebagai tokoh yang dihormati bisa menegaskan Aceh itu bagian integral NKRI.
"Yang pertama, tidak masalah dan kami semua menyambut baik kedatangan dia sebagai tokoh masyarakat Aceh yang dihormati, meskipun barangkali beliau belum lagi jadi WNI," katanya kepada ANTARA, beberapa saat sebelum bertolak ke Austria, mewakili DPR dalam Sidang Majelis Umum Uni Parlemen Sedunia (`Inter-parliament Union`, IPU).
Siapa tahu, lanjutnya, dengan kedatangannya kali ini, Hasan Tiro bisa berubah pikiran untuk segera memroses status kewargaanegaraannya, menjadi WNI.
"Tetapi, akan lebih baik dan lebih lengkap lagi, jika kedatangannya ini bisa melihat langsung sendiri Aceh paska Helsinki, yaitu adanya perdamaian yang sudah berlangsung dan rakyat Aceh sekarang sedang getol-getol membangun kesejahteraannya," ujarnya.
Theo Sambuaga yang juga salah satu Ketua DPP Partai Golkar itu menambahkan, Hasan Tiro perlu memang melihat langsung, bagaimana saudara-saudaranya begitu bersemangat membangun kesejahteraan daerahnya dalam kerangka NKRI.
"Oleh karena itu, sebagaimana saya nyatakan sebelumnya, sebaiknya Hasan Tiro membuat penegasan di hadapan masyarakat Aceh, bahwa dia mendukung rekonsiliasi. Itu pertama. Kedua, mendukung Aceh sebagai bagian tak terpisahkan dari NKRI. Dan ketiga, mendukung sepenuhnya pembangunan untuk kesejahteraan di Aceh," tandasnya.
Merupakan langkah yang sangat tepat, lanjutnya, jika Hasan Tiro segera bisa membuat pernyataan bernada penegasan, setelah melihat langsung suasana Aceh paskah terpecah belak dalam suasana konflik berkepanjangan.
"Sekarang kan saatnya membangun serta rekonsiliasi dan membulatkan penegasan, bahwa Aceh bagian integral dari NKRI. Ini yang paling penting. Jadi, sekali lagi, pertama, rekonsiliasi, kedua, pembangunan untuk kesejahteraan, ketika Aceh bagian dari NKRI. Itu saja," tegas Theo Sambuaga, yang pernah menjadi Presiden Komisi Politik dan Perlucutan Senjata Uni Parlemen Sedunia tersebut. (*)
Copyright © ANTARA 2008