Beirut (ANTARA News) - Pasukan Lebanon hari Minggu menangkap anggota-anggota sebuah "jaringan teroris" yang berada di balik serangan bom di kota Tripoli, Lebanon bagian utara, demikian diumumkan militer. "Sejumlah anggota sebuah sel teroris yang terlibat dalam peledakan belum lama ini di Tripoli telah ditangkap," kata militer dalam sebuah pernyataan yang disiarkan Kantor Berita NNA. Empat prajurit dan tiga warga sipil tewas ketika ledakan menghancurkan sebuah bis militer di kota pelabuhan itu pada 29 September. Serangan serupa pada pertengahan Agustus menewaskan 14 orang, termasuk sembilan prajurit dan seorang anak. Militer mengatakan, sabuk peledak yang akan digunakan dalam serangan lain juga ditemukan selama operasi penangkapan itu, yang dilakukan oleh satuan gabungan prajurit dan aparat keamanan dalam negeri. Pencarian masih dilakukan untuk menemukan seorang anggota penting jaringan itu yang bernama Abdul Ghani Ali Jawhar, kata pernyataan itu, yang menambahkan bahwa mereka yang ditangkap itu kini diinterogasi. Pernyataan itu tidak menyebutkan jumlah orang yang ditahan dalam operasi tersebut. Tahun lalu, militer terlibat dalam pertempuran 15 pekan dengan milisi Fatah al-Islam yang diilhami Al-Qaeda di kamp pengungsi Palestina Nahr al-Bared di dekat Tripoli yang menewaskan 400 orang, termasuk 168 prajurit. Seorang pejabat yang menolak disebutkan namanya mengatakan, mereka yang ditangkap itu mencakup orang-orang Palestina dan Lebanon, namun ia tidak menyebutkan apakah mereka muslim. Penangkapan itu dilakukan di dekat Baddawi, sebuah kamp pengungsi lain Palestina. Sumber-sumber keamanan mengatakan kepada AFP bahwa empat orang yang ditangkap adalah Mahmud Azzam (80) dan ketiga putranya. Pria tua itu kemudian dibebaskan setelah diinterogasi. Salah satu dari ketiga putranya itu baru pulang sehari sebelumnya dari Denmark, yang satu lagi dari Aljazair, sedang yang ketiga bekerja di Lebanon, kata salah satu sumber itu, yang menambahkan bahwa mereka berasal dari kamp Nahr al-Bared. Saudara keempat mereka, Jihad, tewas dalam pertempuran tahun lalu dengan militer, kata sumber-sumber itu. Tripoli sejak Mei juga dilanda kekerasan sektarian mematikan antara muslim Sunni pendukung pemerintah dan saingan mereka dari masyarakat Alawite yang didukung Damaskus, demikian AFP.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008