Bonus demografi memberikan konsekuensi meningkatnya prevalensi penyakit degeneratif yang beberapa di antaranya bersifat kronik dan progresif.
Jakarta (ANTARA) - Menteri Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (Kemenristek/BRIN) Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro meresmikan Pusat Produksi Sel Punca dan Produk Metabolit Nasional yang diharapkan dapat meningkatkan layanan kesehatan bagi masyarakat.

"Saya merasa bangga atas pencapaian yang dilakukan rekan-rekan di FKUI (Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia) dan tentunya tidak hanya membanggakan UI tetapi juga membanggakan sektor kesehatan Republik Indonesia," kata Menristek Bambang Brodjonegoro dalam sambutannya di acara peresmian di Ruang Senat Akademik Fakultas, FKUI, Salemba, Selasa.

Bonus demografi memberikan konsekuensi meningkatnya prevalensi penyakit degeneratif yang beberapa di antaranya bersifat kronik dan progresif.
Baca juga: Ilmuwan ubah sel kulit jadi sel punca embrionik

Namun demikian, perkembangan dan kemajuan terkait sel punca telah menjadi terobosan dan inovasi bagi Indonesia.

Indonesia menjadi salah satu negara yang telah melakukan pelayanan terapi sel punca bagi pasien umum di sejumlah rumah sakit.

Ke depan, melalui peresmian Pusat Produksi Sel Punca dan Produk Metabolit Nasional, pemerintah ingin pelayanan terapi sel punca bagi pasien umum tidak hanya diperuntukkan bagi pasien dalam negeri, tetapi juga pasien dari mancanegara.

Bambang juga berharap peresmian Pusat Produksi Sel Punca tersebut dapat semakin meningkatkan kualitas riset stem cell yang pada akhirnya berdampak pada peningkatan pelayanan kepada masyarakat.
Baca juga: Pakar : terapi sel punca jadi alternatif pengobatan
Baca juga: Sang Penakluk epilepsi itu bernama sel punca dan terapi gen


"Tentunya yang saya harapkan adalah semakin hari kualitas stem cell kita semakin bagus risetnya dan juga nanti kepada pelayanan kepada masyarakat," katanya.

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (FKUI-RSCM) telah melakukan penelitian terkait sel punca sejak 2008 hingga saat ini.

Unit Pelayanan Terpadu Teknologi Kedokteran (UPTTK) Sel Punca RSCM-FKUI telah melakukan penelitian berbasis pelayanan terapi pada kasus patah tulang gagal sambung, defek tulang panjang dan lain sebagainya.

Setelah peresmian Pusat Produksi Sel Punca dan Produk Metabolit Nasional tersebut, FKUI-RSCM juga ingin melakukan pengembangan lebih lanjut dalam penelitian sel punca untuk gagal ginjal akut, nerve regeneration, demensia, alzheimer dan penyakit lain yang tidak lagi merespons pengobatan konvensional.
Baca juga: Menaklukkan stroke dengan terapi sel punca
Baca juga: Asa sel punca dan optimisme autisme

Pewarta: Katriana
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2019