Jakarta (ANTARA News) - Partai Demokrat boleh jadi telah sukses mengusung salah satu pendirinya sebagai presiden ke-enam Indonesia di kali pertama partisipasinya dalam pemilihan umum, suatu prestasi yang mungkin tidak mudah diulang oleh partai-partai baru di kemudian hari. Dalam jajak pendapat yang dilakukan oleh Lembaga Survei Indonesia (LSI) yang diumumkan akhir pekan lalu, popularitas Presiden Susilo Bambang Yudhoyono masih menduduki peringkat pertama di antara para pesaingnya. Dalam survei itu Yudhoyono disebut sebagai calon presiden terpopuler dengan jumlah dukungan responden sebesar 32 persen, mengungguli Megawati Soekarnoputri yang meraih 24 persen. Dibandingkan dengan survei sebelumnya yaitu Juni 2008, dukungan bagi Yudhoyono meningkat dari 25 persen menjadi 32 persen, sementara dukungan bagi Megawati menurun yaitu dari 30 persen menjadi 24 persen di tengah ancaman krisis keuangan global yang dipicu oleh krisis keuangan Amerika Serikat. Namun tampaknya partai berlambang bintang merah putih bersegitiga itu tidak kemudian pongah berbesar hati dalam menghadapi pemilihan umum 2009 sekalipun tampak sangat percaya diri (PD) dengan berbagai spanduk bertuliskan "Siap Menang" di sejumlah ruas jalan utama. Di hadapan tak kurang dari 10.000 kader dalam perayaan ulang tahun Partai Demokrat ke-7 di convention hall arena Pekan Raya Jakarta, pekan lalu, Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono mengingatkan bahwa usia tujuh tahun belum apa-apa. "Perjuangan kita masih panjang, rakyat dan negara masih menunggu pengabdian Partai Demokrat selanjutnya ke depan yang harus bersama-sama kita berikan. Perjuangan itu memang berat, tapi mari kita hadapi dan jalani. Jangan tinggalkan idealisme dan nilai-nilai berdemokrasi yang baik untuk mencapai tujuan perjuangan," katanya. Yudhoyono mengajak para kader Demokrat untuk menjaga identitas dan cara-cara berpolitik yang selama ini dianut oleh Partai Demokrat yaitu politik yang cerdas memberikan solusi, politik yang bersih bebas dari penyimpangan dan politik yang santun, pandai menjunung tatakrama berpolitik. Dia juga meminta partai tersebut untuk memusatkan konsentrasi pada tiga hal utama sebelum menentukan pilihan figur capres dan cawapres pada pilpres 2009 mendatang. "Saya ingin dalam kapasitas sebagai Ketua Dewan Pembina Demokrat untuk menyampaikan tigal hal yaitu pertama, konsentrasi membantu rakyat," katanya. Hal yang kedua, adalah membantu pemerintah dan yang ketiga adalah berjuang untuk memenangkan pemilu legislatif 2009 mendatang. "Bila kita mampu berkonsentrasi maka energi kita akan dapat digunakan secara efektif," tegasnya. Yudhoyono berpesan kepada Partai Demokrat untuk tidak memberikan janji-janji angin sorga kepada rakyat demi mendongkrak perolehan suara. Dan entah sebagai wujud komitmennya pada rakyat yang telah memberi kepercayaan sangat besar atau untuk tujuan mensukseskan perolehan suara pada pemilihan umum 2009, pada perayaan ulang tahun kali ini Partai Demokrat dengan tegas mengusung pesan, "7 Tahun Bersama Rakyat Mewujudkan Masa Depan yang Lebih Baik," dengan tema "Berjuang untuk Rakyat." Didukung oleh perolehan hasil survei sementara LSI dan komitmen kuat "Berjuang untuk Rakyat", Ketua DPP Partai Demokrat bidang Politik Anas Urbaningrum menilai perolehan suara nasional sebesar 15 persen atau 100 kursi DPR RI pada Pemilihan Umum 2009 sebagai angka yang cukup realistis. "Kami menetapkan target 15 persen atau 100 kursi DPR. Angka itu cukup realistis untuk bisa dicapai, walau membutuhkan kerja keras semua elemen partai," katanya dalam perbincangan di salah satu stasiun televisi swasta di Jakarta, akhir pekan lalu terkait HUT ke-7 Partai Demokrat. Menurut Anas, Partai Demokrat dalam tiga tahun terakhir terus melakukan konsolidasi internal, pembangunan citra, serta terus mengukur respon pemilih terhadap partai dengan mengamati hasil survei dan menyerap aspirasi masyarakat sekalipun tidak dapat dipungkiri bahwa citra Partai Demokrat tidak bisa lepas dari citra politik pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)-Jusuf Kalla (JK) yang telah berjalan tepat empat tahun. Penilaian positif masyarakat terhadap kinerja pemerintah tampaknya juga menjadi salah satu alasan partai tersebut cukup "PD" memutuskan untuk kembali menetapkan Yudhoyono sebagai calon presiden pada pemilu 2009. Ia menambahkan, alasan pencalonan kembali Yudhoyono karena program di semua bidang yang telah ditempuh perlu dilanjutkan kembali dan yang paling pokok adalah urusan kesejahteraan rakyat, bagaimana angka kemiskinan dan pengangguran bisa ditekan, agar pertumbuhan ekonomi menjadi lebih baik. Sementara itu, Ketua DPP Partai Demokrat bidang Ekonomi dan Keuangan, Darwin Zahedy Saleh berpendapat, naiknya popularitas Presiden Yudhoyono berdasarkan hasil survei terakhir menunjukkan bahwa rakyat secara tidak langsung menilai kinerja pemerintahan selama ini baik. "Kalau popularitas SBY naik, maka hal itu merupakan konfirmasi bahwa masyarakat menilai pemerintah yang dipimpin Presiden SBY telah berbuat untuk kepentingan rakyat," katanya. Menurut dia, masyarakat telah memberikan penilaian yang positif terhadap apa yang dilakukan pemerintahan SBY-JK dengan mengedepankan program-program pro rakyat seperti mengucurkan dana Bantuan Langsung Tunai (BLT), beras untuk rakyat miskin (raskin), Kredit Usaha Rakyat (KUR), serta jaminan kesehatan kepada masyarakat miskin. Dikatakannya, berdasarkan data riset versi Bank Indonesia, Danareksa dan Badan Pusat Statistik (BPS), sejumlah indikator ekonomi menunjukkan peningkatan dan indeks kepercayaan masyarakat terhadap pemerintahan mencapai angka 84 dan itu merupakan angka tertinggi dalam delapan bulan terakhir. Bertepatan dengan empat tahun pemerintahan SBY-JK, Darwin mengatakan, indikator pertumbuhan ekonomi terus membaik. Saat ini angka inflasi berada di bawah 7 persen, suku bunga menurun, angka kemiskinan dan pengangguran juga menurun, dan cadangan devisa mencapai 60 miliar dolar AS. Menurut data versi Bank Dunia, tingkat kemiskinan penduduk Indonesia menurun dari 109 juta jiwa pada 2004 menjadi 105 juta jiwa pada 2007. Sedangkan tingkat pengangguran terbuka selama periode Februari 2007-Februari 2008 menunjukkan penurunan dari sebesar 9,75 persen (10,55 juta orang) pada 2007 menjadi 8,46 persen (9,43 juta orang) pada 2008. Menurut Darwin, sebanyak 70 persen atau 2/3 rakyat tidak produktif dan sebanyak 75 persen tenaga kerja berpendidikan setingkat SMP atau kurang, sehingga ada hubungan antara pendidikan, produktifitas yang rendah, dan berakhir dengan kemiskinan. Oleh karena itu, katanya, sangat tepat jika pemerintah yang ingin membantu rakyat, memprioritaskan untuk jangka menengah-panjang memberikan pendidikan yang cukup dan untuk jangka menengah-pendek memberi jaminan kesehatan dan makanan yang cukup bagi rakyat. Nasionalis - Religius Partai Demokrat yang mengklaim sebagai partai nasionalis-religius didirikan atas inisiatif Yudhoyono yang terilhami oleh kekalahannya pada pemilihan calon wakil Presiden dalam Sidang MPR tahun 2001. Dari perolehan suara dalam pemilihan cawapres dan hasil "pooling public" yang menunjukkan popularitas Yudhoyono, beberapa orang --diantaranya Vence Rumangkang-- terpanggil untuk membawa Yudhoyono sebagai Pemimpin Bangsa bukan lagi sekedar wakil presiden melalui suatu partai politik. Untuk menjadi sebuah partai politik yang sah sesuai Undang- Undang Kepartaian dibutuhkan minimal 50 orang sebagai pendirinya, tetapi muncul pemikiran agar jangan hanya 50 orang saja, tetapi dilengkapi saja menjadi 99 orang agar ada keterkaitan makna dengan Yudhoyono sebagai penggagas, yang lahir pada tanggal 9 bulan 9. Pada 9 September 2001, bertempat di Gedung Graha Pratama Lantai XI, Jakarta Selatan dihadapan Notaris Aswendi Kamuli, SH., 46 dari 99 orang menyatakan bersedia menjadi Pendiri Partai Demokrat dan hadir menandatangani Akte Pendirian Partai Demokrat, 53 orang selebihnya tidak hadir tetapi memberikan surat kuasa kepada Vence Rumangkang. Dan terbentuklah sebuah partai politik yang modern dan terbuka bagi segenap warga bangsa dengan jati diri partai nasionalis-religius, yaitu kerja keras untuk kepentingan rakyat dengan landasan moral dan agama serta memperhatikan aspek humanisme, nasionalisme, dan pluralisme dalam rangka mencapai tujuan perdamaian, demokrasi, dan kesejahteraan rakyat. Sebagai partai politik baru, Partai Demokrat menggarisbawahi tujuan partainya dalam empat poin yaitu pertama, menegakkan, mempertahankan, dan mengamankan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, sesuai jiwa Proklamasi Kemerdekaan. Kedua, mewujudkan cita-cita Bangsa Indonesia, sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan Undang-undang Dasar 1945. Ketiga, melakukan segala usaha dan ikhtiar untuk membangun masyarakat Indonesia baru yang berwawasan nasionalisme, pluralisme dan humanisme. Dan, keempat adalah meningkatkan partisipasi seluruh potensi bangsa dalam mewujudkan kehidupan bernegara yang memiliki pemerintahan yang bersih, efektif, efisien, serta dinamis menuju terwujudnya Indonesia yang demokratis, sejahtera, maju dan modern, dalam suasana aman dan penuh kedamaian lahir dan batin. Pada pemilihan umum 2004 mulanya tidak banyak pihak yang menduga Yudhoyono akan demikian mulus melenggang ke kursi nomor satu di Indonesia, namun dengan berbagai "kebetulan" mantan jenderal itu akhirnya mampu mengungguli para pesaingnya termasuk pasangan Megawati Soekarnoputri-Hasyim Muzadi, Amien Rais-Siswono Y dan Wiranto-Salahuddin Wahid untuk menjadi kepala negara pertama di Indonesia yang dipilih secara langsung oleh rakyat. Kini mandat SBY-JK hampir usai, pemilihan umum di depan mata, dan para politisi telah mulai bersiap untuk menyongsong pesta demokrasi yang mengantarkan Indonesia sebagai salah satu negeri demokrasi terbesar di dunia, tidak terkecuali Partai Demokrat yang pada pemilu 2009 bernomor urut 31. Berbekal sederet rekam jejak klaim keberhasilan pemerintahan SBY-JK, Partai Demokrat yang belum lagi menentukan nama calon wakil presiden itu dengan "PD" berharap mengulang kesuksesan pada pemilu 2004 dengan sekali lagi mengusung nama Yudhoyono. Apakah rakyat akan kembali berpihak pada partai tersebut, waktu yang akan membuktikannya. (*) Kepengurusan Ketua Dewan Pembina : Susilo Bambang Yudhoyono Ketua Umum : Hadi Utomo, S.H., M.M. Wakil Ketua Umum : Prof. DR. H. Ahmad Mubarok, M.A. Sekretaris Jenderal : H. Marzuki Alie, S.E., M.M. Bendahara Umum : H. Zainal Abidin Nomor Urut : 31 Alamat Jl. Pemuda No. 712 Jakarta Timur 13220 Telepon : 021-4755146 Fax : 021-4757957 Website : www.demokrat.or.id

Oleh Oleh Gusti NC Aryani
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008