Jakarta (ANTARA) - Warga di Jalan Pondok Jaya, Kelurahan Pela Mampang, Kecamatan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan memanfaatkan gerobak sampah untuk transportasi di tengah banjir, Rabu.

Burhan (40) bersama rekan-rekannya mengoperasikan gerobak sampah miliki fasilitas RW untuk membantu warga terdampak banjir.

"Ini namanya gerobak banjir, di antar kemana saja bisa," kata Burhan menawarkan jasa transportasi alternatif miliknya.

Gerobak sampah berwarna orange itu dilengkapi dengan bangku kayu panjang yang ditaruh di bagian tengah gerobak yang biasa untuk memuat sampah.

Bangku tersebut diikat menggunakan tali dan kayu melintang ke sisi kiri dan kanan sebagai pijakan supaya bangku tidak bergeser ke depan maupun ke belakang atau ke samping kiri dan kanan saat gerobak dijalankan.

Bangku tersebut digunakan sebagai tempat duduk penumpang gerobak banjir, sekali jalan bisa membawa dua hingga tiga orang penumpang dewasa.
Gerobak banjir jadi andalan warga Pondok Jaya, Kelurahan Pela Mampang, Kecamatan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan menerobos banjir, Rabu (1/1/2020) (ANTARA/Laily Rahmawaty)


Gerobak banjir tersebut membuat penumpangnya tetap kering karena tempat duduknya tinggi.

Cara mengoperasikannya, gerobak didorong dan ditarik bersama-sama sekitar empat atau lima orang termasuk Burhan yang berdiri sebagai penarik gerobak.

Untuk menggunakan jasa ini, penumpang cukup bayar seikhlasnya, kadang dipatok Rp10 ribu sampai Rp20 ribu, tergantung jauh dekat dan tinggi genangan yang dilalui.

Kehadiran gerobak sampah milik Burhan jadi andalan warga untuk berpindah tempat, dari rumahnya yang terendam banjir ke lokasi posko atau tempat yang lebih kering.

Karena kalau berjalan kaki lebih sulit harus rela basah-basahan mengingat air merendam pemukiman hingga leher orang dewasa.

Gerobak banjir juga digunakan warga untuk mengecek rumahnya atau mengambil barang yang dibutuhkan.

"Bisa angkut apa aja, orang, barang, semuanya bisa," kata Burhan.

Menurut warga, Burhan kerap mengoperasikan gerobak banjirnya setiap kali banjir datang di wilayah tersebut.

Banjir terakhir terjadi di Desember 2019 namun tidak setinggi hari ini, kata Rio salah seorang warga.

"Cukup membantu ada gerobak banjir, apalagi kalau perahu karet belum datang," kata Rio.

Baca juga: BPBD DKI antisipasi banjir susulan Jakarta

Baca juga: Kunjungi Kampung Melayu, Anies dapat protes dari warga

Baca juga: Camat Cipondoh membenarkan satu anak diduga hilang hanyut

 

Pewarta: Laily Rahmawaty
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2020